BKB intensifkan pembersihan lumut dari batu candi
15 Februari 2019 09:36 WIB
Pekerja membersihkan dinding candi Pawon dari lumut dan kotoran di Wanurejo, Borobudur, Magelang, Jateng, Kamis (14/2/2019). Balai Konservasi Borobudur (BKB) rutin melakukan perawatan untuk menjaga kebersihan dan keutuhan batu candi dari pelapukan akibat lumut dan debu. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/ama. (ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)
Magelang, 15/2 (ANTARA News) - Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) mengintensifkan pembersihan lumut yang menempel di bantuan candi pada saat musim hujan sat ini untuk menjaga kelestarian candi kata Kasi Konservasi, BKB, Yudi Suharsono.
Yudi di Magelang mengatakan pada musim hujan, kondisi batuan candi lembab sehingga pertumbuhan mikro organisme seperti ganggang dan lumut lebih cepat sehingga harus dibersihkan dari batuan candi.
"Kalau musim kemarau lumut yang menempel batu candi akan mati karena kondisinya kering atau panas sehingga lumut mengering, tidak seperti musim hujan akan tumbuh subur kalau tidak dibersihkan," katanya.
Ia menuturkan lumut yang menempel batu candi itu kalau dibiarkan dapat merusak batuan candi, apalagi kalau ada reliefnya maka relief bisa rusak.
Ia menyampaikan pada musim hujan seperti sekarang petugas Balai Konservasi Borobudur selalu membersihkan atau menghilangkan lumut yang menempel di batu candi, baik di Candi Borobudur, Candi Pawon maupun Candi Mendut.
Menurut dia ada dua cara untuk membersihkan lumut dari batuan candi, yakni menggunakan alat manual dan menyemprotkan air bertekanan tinggi.
"Penggunaan air bertekanan khusus untuk batu-batu polos, sedangkan untuk batu yang ada reliefnya menggunakan alat manual seperi sikat dari ijuk, sapu lidi pendek, dan kuas," katanya.
Ia menuturkan pembersihan menggunakan alat manual juga harus dilakukan pelan-pelan agar tidak merusak relief.
"Pembersihan lumut tidak boleh menggunakan benda keras seperti sikat dari kawat karena justru dapat merusak batu," katanya.
Salah satu juru pelihara Candi Pawon, Tauhid mengatakan pada musim hujan seperti sekarang harus rutin membersihkan lumut yang menempel di batu candi untuk menjaga kelestarian candi.
"Kalau musim hujan, hampir setiap hari membersihkan lumut dari batuan candi. Kami terus memutar mengelilingi candi di mana tumbuh lumut harus dibersihkan," katanya.
Baca juga: Menpar: jumlah kunjungan wisman Borobudur paling kritis dibanding Angkor Wat
Baca juga: Ruwat Rawat untuk melestarikan Candi Borobudur
Yudi di Magelang mengatakan pada musim hujan, kondisi batuan candi lembab sehingga pertumbuhan mikro organisme seperti ganggang dan lumut lebih cepat sehingga harus dibersihkan dari batuan candi.
"Kalau musim kemarau lumut yang menempel batu candi akan mati karena kondisinya kering atau panas sehingga lumut mengering, tidak seperti musim hujan akan tumbuh subur kalau tidak dibersihkan," katanya.
Ia menuturkan lumut yang menempel batu candi itu kalau dibiarkan dapat merusak batuan candi, apalagi kalau ada reliefnya maka relief bisa rusak.
Ia menyampaikan pada musim hujan seperti sekarang petugas Balai Konservasi Borobudur selalu membersihkan atau menghilangkan lumut yang menempel di batu candi, baik di Candi Borobudur, Candi Pawon maupun Candi Mendut.
Menurut dia ada dua cara untuk membersihkan lumut dari batuan candi, yakni menggunakan alat manual dan menyemprotkan air bertekanan tinggi.
"Penggunaan air bertekanan khusus untuk batu-batu polos, sedangkan untuk batu yang ada reliefnya menggunakan alat manual seperi sikat dari ijuk, sapu lidi pendek, dan kuas," katanya.
Ia menuturkan pembersihan menggunakan alat manual juga harus dilakukan pelan-pelan agar tidak merusak relief.
"Pembersihan lumut tidak boleh menggunakan benda keras seperti sikat dari kawat karena justru dapat merusak batu," katanya.
Salah satu juru pelihara Candi Pawon, Tauhid mengatakan pada musim hujan seperti sekarang harus rutin membersihkan lumut yang menempel di batu candi untuk menjaga kelestarian candi.
"Kalau musim hujan, hampir setiap hari membersihkan lumut dari batuan candi. Kami terus memutar mengelilingi candi di mana tumbuh lumut harus dibersihkan," katanya.
Baca juga: Menpar: jumlah kunjungan wisman Borobudur paling kritis dibanding Angkor Wat
Baca juga: Ruwat Rawat untuk melestarikan Candi Borobudur
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: