Ambon (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku memasang perangkap untuk menangkap buaya yang dilaporkan masyarakat muncul di kawasan Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon.
"Penyisiran Kamis ini dilakukan dengan memasang mata kail untuk menangkap buaya, mata kail kita pasang bangkai binatang sebagai umpan buaya di tiga lokasi," kata petugas BKSDA Maluku, Junaidi Sam, di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan, proses pencarian dilakukan di tiga titik, yaitu tempat muncul pertama buaya, yakni dekat di kantor Ambon Ekspress, kedua di belakang kantor itu, titik ketiga di kontainer pelabuhan Yos Sudarso.
"Hari ini kami belum mendapatkan hasil karena kondisi air laut naik dan kemungkinan besar buaya sembunyi, kami terus melakukan upaya pencarian buaya yang sesuai informasi warga sebanyak dua ekor," katanya.
Menurut Junaidi, informasi dari warga, buaya dilaporkan muncul sejak Selasa (12/2) di gorong-gorong samping pusat perbelanjaan Ambon Plaza (Amplaz).
Sebelumnya pada 31 Desember 2018, warga melaporkan kemunculan buaya di kawasan pasar lama atau Pelabuhan Slamet Riyadi.
Kemunculan buaya tersebut dilihat warga saat ingin berjemur di sekitar got besar atau tempat pembuangan kotoran di kawasan pasar lama atau Pelabuhan Slamet Riyadi.
"Laporan masyarakat ditindaklanjuti dengan penyisiran dan rencana penangkapan buaya, kami juga mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan ke `call center` BKSDA Maluku jika buaya terlihat kembali," katanya.
Ia mengakui, jika buaya tersebut telah ditangkap, sesuai rencana akan direlokasi ke habitat yang lebih aman dan jauh dari masyarakat.
"Sesuai rencana kita akan merelokasi ke habibatnya di Seram Bagian Barat, mengingat sebelumya kita telah melakukan relokasi beberapa kali ke sana," katanya.
Baca juga: Dua warga tewas diterkam buaya di Maluku
Baca juga: Kemunculan buaya di Ambon disisir BKSDA Maluku
BKSDA Maluku pasang perangkap buaya yang muncul di Pelabuhan Yos Sudarso
15 Februari 2019 01:06 WIB
Ilustrasi buaya berkeliaran. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc.
Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: