Mendes berbagi soal dana desa di Forum Internasional IFAD
14 Februari 2019 22:34 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo (kiri) di Forum Internasional IFAD Governing Council 2019 ke-42 di Roma, Italia yang digelar pada 14-15 Februari. (Kemendes PDTT)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo berbagi pengalaman soal dana desa di Forum Internasional IFAD Governing Council 2019 ke-42 di Roma, Italia yang digelar pada 14-15 Februari.
Selain memaparkan tentang program dana desa secara umum, dia juga menyampaikan model pembagunan pedesaan di Indonesia serta berbagai capaian yang telah dicapai dengan dana desa.
“Perlu diketahui bahwa Pemerintah Indonesia telah menggelontorkan dana desa sejak 2015-2018 sebesar Rp 187 triliun dan tahun 2018 ditambah menjadi Rp 70 triliun sehingga dalam lima tahun, pemerintah menggelontorkan dana desa sebesar Rp 257 triliun,” kata Eko melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan, setiap desa mendapatkan anggaran pembangunan dari pusat dengan rumus 72 persen dibagi rata ke semua desa dan 25 persen ditambahkan ke desa-desa berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah orang miskin dan tingkat kesulitan geografis.
“Sedangkan sisanya ditambahkan untuk desa-desa yang masuk kategori tertinggal atau sangat tertinggal,” ucap dia.
Dalam tata kelola, dana desa setiap tahun terus mengalami perkembangan karena komitmen kuat dari seluruh perangkat desa, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan dukungan pendampingan dari pendamping desa yang tersebar di seluruh nusantara, serta dukungan dari Kepolisian RI, Kejaksaan, BPKP dan BPK.
Eko juga membanggakan capaian dana desa selama empat tahun yang telah mampu menunjukkan hasil terbaiknya dengan telah terbangunnya sarana dan prasarana penunjang aktifitas ekonomi masyarakat.
“Seperti terbangunnya 1.140.378 meter jembatan, jalan desa 191.600 kilo meter, pasar desa sebanyak 8.983 unit, kegiatan BUMDesa sebanyak 37.830 unit, embung desa sebanyak 4.175 unit, sarana irigasi sebanyak 58.931 unit serta sarana-prasarana penunjang lainnya,” ucap dia.
Selain itu, dana desa juga telah ikut membangun sarana prasarana penunjang kualitas hidup masyarakat desa melalui pembangunan 959.569 unit sarana air bersih, 240.587 unit MCK, 9.692 unit Polindes, 50.854 unit PAUD, 24.820 unit Posyandu, serta drainase 29.557.922.
Dengan hasil ini, selama empat tahun telah terjadi penurunan angka kemiskinan, penurunan angka stunting dari 37 persen menjadi 30 persen, peningkatan pendapatan perkapita hampir 50 persen, pembukaan lapangan kerja melalui program Padat Karya Tunai (PKT), BUMDes, desa wisata, angka pengangguran di desa turun daripada di kota dan Gini ratio di desa terus meningkat.
“Jadi, telah banyak keberhasilan yang dicapai dari dana desa," kata Eko.
Baca juga: Pemerintah harapkan dana desa Rp73 triliun ciptakan pemerataan
Baca juga: Kades di Kaltim ciptakan aplikasi laporan dana desa
Baca juga: Mendes: program dana desa berjalan cukup baik
Selain memaparkan tentang program dana desa secara umum, dia juga menyampaikan model pembagunan pedesaan di Indonesia serta berbagai capaian yang telah dicapai dengan dana desa.
“Perlu diketahui bahwa Pemerintah Indonesia telah menggelontorkan dana desa sejak 2015-2018 sebesar Rp 187 triliun dan tahun 2018 ditambah menjadi Rp 70 triliun sehingga dalam lima tahun, pemerintah menggelontorkan dana desa sebesar Rp 257 triliun,” kata Eko melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan, setiap desa mendapatkan anggaran pembangunan dari pusat dengan rumus 72 persen dibagi rata ke semua desa dan 25 persen ditambahkan ke desa-desa berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah orang miskin dan tingkat kesulitan geografis.
“Sedangkan sisanya ditambahkan untuk desa-desa yang masuk kategori tertinggal atau sangat tertinggal,” ucap dia.
Dalam tata kelola, dana desa setiap tahun terus mengalami perkembangan karena komitmen kuat dari seluruh perangkat desa, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan dukungan pendampingan dari pendamping desa yang tersebar di seluruh nusantara, serta dukungan dari Kepolisian RI, Kejaksaan, BPKP dan BPK.
Eko juga membanggakan capaian dana desa selama empat tahun yang telah mampu menunjukkan hasil terbaiknya dengan telah terbangunnya sarana dan prasarana penunjang aktifitas ekonomi masyarakat.
“Seperti terbangunnya 1.140.378 meter jembatan, jalan desa 191.600 kilo meter, pasar desa sebanyak 8.983 unit, kegiatan BUMDesa sebanyak 37.830 unit, embung desa sebanyak 4.175 unit, sarana irigasi sebanyak 58.931 unit serta sarana-prasarana penunjang lainnya,” ucap dia.
Selain itu, dana desa juga telah ikut membangun sarana prasarana penunjang kualitas hidup masyarakat desa melalui pembangunan 959.569 unit sarana air bersih, 240.587 unit MCK, 9.692 unit Polindes, 50.854 unit PAUD, 24.820 unit Posyandu, serta drainase 29.557.922.
Dengan hasil ini, selama empat tahun telah terjadi penurunan angka kemiskinan, penurunan angka stunting dari 37 persen menjadi 30 persen, peningkatan pendapatan perkapita hampir 50 persen, pembukaan lapangan kerja melalui program Padat Karya Tunai (PKT), BUMDes, desa wisata, angka pengangguran di desa turun daripada di kota dan Gini ratio di desa terus meningkat.
“Jadi, telah banyak keberhasilan yang dicapai dari dana desa," kata Eko.
Baca juga: Pemerintah harapkan dana desa Rp73 triliun ciptakan pemerataan
Baca juga: Kades di Kaltim ciptakan aplikasi laporan dana desa
Baca juga: Mendes: program dana desa berjalan cukup baik
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: