Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pihaknya akan memberikan beasiswa bagi anak yang berada dalam situasi rentan terorisme serta putra-putri korban aksi terorisme.

"Salah satu penyebab terorisme adalah ketidakadilan, ketidakmerataan, tidak disertakan dalam pendidikan. Maka kami berikan beasiswa supaya mereka bisa menikmati anggaran negara yang ada. Beasiswa kami berikan kalau dia masuk ke kampus, akan saya coba lakukan di tempat Ali Imron (narapidana teroris). Kepada anak korban teroris, saya akan berikan beasiswa," kata Nasir usai peluncuran buku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Suhardi Alius di Jakarta, Kamis.

Dia memuji pendekatan Suhardi Alius kepada para terduga dan narapidana teroris. Salah satunya adalah membangun masjid dan fasilitas belajar di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Deli Serdang, Sumatera Utara yang diasuh mantan narapidana teroris Khairul Ghazali serta mengajak 100 mantan narapidana teroris untuk meminta maaf kepada korban dari tindakan mereka di masa lalu.

“Selamat (atas) keberhasilan beliau memimpin BNPT selama ini dan mereka saya rasa dengan pendekatan memimpin dengan hati. Saya katakan gaya kepemimpinan ini bagus sekali dan patut ditiru," kata dia lagi.

Nasir menyatakan Kemenristekdikti memerlukan koordinasi dengan BNPT dalam upaya menciptakan iklim perguruan tinggi yang kondusif bagi peningkatan daya saing bangsa Indonesia.

"Kampus pencipta kemajuan bangsa Indonesia. Kampus harus digunakan sebagai tempat untuk bisa meningkatkan daya saing bangsa, bukan kampus sebagai tempat untuk radikalisme, tapi tempat untuk menjunjung tinggi (aktivitas) akademik menuju daya saing bangsa,” ungkap Menristekdikti.

Nasir menyatakan tugasnya sebagai Menteri sangat terbantu dengan BNPT, terutama dalam beramal pada tataran bernegara sekaligus mendorong perguruan tinggi terus berkembang.

“Inilah yang namanya (upaya) hubbul wathan minal iman, mencintai negara menjadi bagian dari iman. Terima kasih melalui BNPT, ini berjalan dengan baik. Di satu sisi saya mendorong bagaimana perguruan tinggi di Indonesia menjadi kelas dunia, apalagi menghadapi era disruptif ini,” ungkap Nasir.

Kepala BNPT Suhardi meluncurkan empat buku. Buku pertama berjudul "Catatan Suhardi Alius Memimpin dengan Hati: Pengalaman Sebagai Kepala BNPT". Buku kedua berjudul "Catatan Suhardi Alius Pemahaman Membawa Bencana: Bunga Rampai Penanggulangan Terorisme".

Buku ketiganya berjudul "Catatan Suhardi Alius Menjalin Sinergi: 14 Bulan sebagai Kabareskrim Polri". Buku keempatnya berjudul "Catatan Suhardi Alius Resonansi Kebangsaan: Membangkitkan Nasionalisme dan Keteladanan".

Baca juga: Menristekdikti uji coba kuliah daring di tujuh perguruan tinggi
Baca juga: Menristekdikti: e-learning harus diimbangi peningkatan kompetensi dosen