Mensos minta pilar sosial proaktif tangkal hoaks di tengah masyarakat
14 Februari 2019 19:42 WIB
Menteri Sosial (Mensos) Agung Gumiwang Kartasasmita (kedua kiri) mendeklarasikan anti hoax kepada para pilar sosial di sela kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Sebagai Mitra Pemerintah Dalam Pembangunan Nasional di Medan, Sumatera Utara, Kamis (14/2/2019). Mensos meminta komitmen seluruh pilar sosial sebagai garda terdepan untuk terus berupaya menjaga keutuhan NKRI dengan mendeklarasikan pilar-pilar sosial anti hoax. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/foc. (ANTARA FOTO/SEPTIANDA PERDANA)
Medan (ANTARA News) - Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita meminta pilar-pilar sosial proaktif menangkal hoaks serta memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang mana informasi yang benar dan mana kurang tepat.
"Kami sangat mengapresiasi deklarasi anti hoaks yang secara simbolik sudah dideklarasikan oleh perwakilan pilar-pilar sosial. Mereka sepakat menolak hoaks," katanya di sela-sela acara "Peningkatan Peran Serta Masyarakat Sebagai Mitra Pemerintah Dalam Pembangunan Nasional", di Medan, Kamis.
Kegiatan itu dihadiri oleh perwakilan pilar-pilar sosial yakni Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dengan total peserta sebanyak 536 orang dengan rincian TKSK sebanyak 436 orang, Karang Taruna 50 orang, dan PSM 50 orang.
"Sebagai ujung tombak di tengah-tengah masyarakat, tentu peran pilar-pilar sosial ini sangat penting dan strategis. Maka saya meminta TKSK, PSM dan Karang Taruna agar memberi penjelasan kepada masyarakat," kata Mensos.
Ia mengingatkan penyebaran berita hoaks di tengah-tengah masyarakat sangat bahaya, berita bohong potensial menambah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Hoaks bisa membuat elemen-elemen dalam masyarakat bingung mana berita yang benar dan mana yang salah.
"Apalagi di era Revolusi Industri 4.0 ini, informasi bergerak dengan cepat melalui gadget, sehingga bila berita yang kurang pas beredar, bisa menciptakan masalah sosial," katanya.
Dalam kesempatan itu ia juga mengajak pilar-pilar sosial memperkuat kemitraan dengan pemerintah pusat maupun daerah, sejalan dengan makin kompleksitasnya dinamika sosial.
"Pemerintah tidak bisa berdiri sendiri. Kemitraan yang kuat dan strategis antara pemerintah dan masyarakat, perlu dijalin untuk mendukung pembangunan nasional," kata Mensos.
Pilar sosial juga sangat dibutuhkan kontribusinya dalam penanganan masalah bencana, yang kerap terjadi tanpa diduga.
"Bila itu terjadi, maka kita senantiasa harus dalam kondisi siap," kata Mensos.
Untuk itu ia mengajak para relawan, pilar-pilar sosial seperti TKSK, Karang Taruna, PSM, aktifis sosial dan para relawan dalam beragam bentuknya untuk merapatkan barisan.
"Kita perlu mengkedepankan peran serta masyarakat sebagai mitra pemerintah dan kami juga mengajak pilar-pilar sosial agar ikut mendorong nilai-nilai kesetiakawanan sosial nasional kepada masyarakat melalui gerakan restorasi sosial," katanya.
Baca juga: Mensos sebut penanganan masalah sosial jangan ketinggalan zaman
Baca juga: Pemerintah ajak pilar sosial perkuat kemitraan
Baca juga: Hoaks bisa jadi penyebab masalah sosial
"Kami sangat mengapresiasi deklarasi anti hoaks yang secara simbolik sudah dideklarasikan oleh perwakilan pilar-pilar sosial. Mereka sepakat menolak hoaks," katanya di sela-sela acara "Peningkatan Peran Serta Masyarakat Sebagai Mitra Pemerintah Dalam Pembangunan Nasional", di Medan, Kamis.
Kegiatan itu dihadiri oleh perwakilan pilar-pilar sosial yakni Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dengan total peserta sebanyak 536 orang dengan rincian TKSK sebanyak 436 orang, Karang Taruna 50 orang, dan PSM 50 orang.
"Sebagai ujung tombak di tengah-tengah masyarakat, tentu peran pilar-pilar sosial ini sangat penting dan strategis. Maka saya meminta TKSK, PSM dan Karang Taruna agar memberi penjelasan kepada masyarakat," kata Mensos.
Ia mengingatkan penyebaran berita hoaks di tengah-tengah masyarakat sangat bahaya, berita bohong potensial menambah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Hoaks bisa membuat elemen-elemen dalam masyarakat bingung mana berita yang benar dan mana yang salah.
"Apalagi di era Revolusi Industri 4.0 ini, informasi bergerak dengan cepat melalui gadget, sehingga bila berita yang kurang pas beredar, bisa menciptakan masalah sosial," katanya.
Dalam kesempatan itu ia juga mengajak pilar-pilar sosial memperkuat kemitraan dengan pemerintah pusat maupun daerah, sejalan dengan makin kompleksitasnya dinamika sosial.
"Pemerintah tidak bisa berdiri sendiri. Kemitraan yang kuat dan strategis antara pemerintah dan masyarakat, perlu dijalin untuk mendukung pembangunan nasional," kata Mensos.
Pilar sosial juga sangat dibutuhkan kontribusinya dalam penanganan masalah bencana, yang kerap terjadi tanpa diduga.
"Bila itu terjadi, maka kita senantiasa harus dalam kondisi siap," kata Mensos.
Untuk itu ia mengajak para relawan, pilar-pilar sosial seperti TKSK, Karang Taruna, PSM, aktifis sosial dan para relawan dalam beragam bentuknya untuk merapatkan barisan.
"Kita perlu mengkedepankan peran serta masyarakat sebagai mitra pemerintah dan kami juga mengajak pilar-pilar sosial agar ikut mendorong nilai-nilai kesetiakawanan sosial nasional kepada masyarakat melalui gerakan restorasi sosial," katanya.
Baca juga: Mensos sebut penanganan masalah sosial jangan ketinggalan zaman
Baca juga: Pemerintah ajak pilar sosial perkuat kemitraan
Baca juga: Hoaks bisa jadi penyebab masalah sosial
Pewarta: Juraidi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: