Indikasi terjadi kebakaran, empat titik panas disebut BMKG terdeteksi di Aceh
14 Februari 2019 14:33 WIB
Warga melintas di dekat bangunan sirene sistem peringatan dini tsunami saat uji coba rutin membunyikan sirene di Banda Aceh, Aceh, Senin (26/11/2018). Uji coba membunyikan Tsunami Early Warning System (TEWS) yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada setiap tanggal 26 setiap bulannya untuk mengecek dan perawatan perangkat komunikasi dan server sirene peringatan bencana tsunami. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/aww.
Banda Aceh, 14/2 (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, empat titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan terdeteksi oleh satelit berada di Aceh.
"Pagi ini, ada empat titik panas. Jumlah titik panas itu meningkat dibanding kemarin yang cuma dua titik," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang, Zakaria Ahmad, di Aceh Besar, Kamis.
Ia mengatakan, keempat titik panas tersebut menyebar pada tiga kabupaten, tiga titik di antaranya terdapat di dua daerah terletak di wilayah pesisir Barat-Selatan provinsi paling barat Indonesia ini.
Untuk di Aceh Barat yang terdeteksi dua titik panas terpantau di satu kecamatan, yakni Pante Ceureumen, dan salah satu titik di antaranya memiliki tingkat kepercayaan diyakini sebagai titik api atas kebakaran hutan dan lahan.
Lalu satu titik panas lagi berada di Aceh Jaya, tepatnya di Kecamatan Krueng Sabe memiliki tingkat kepercayaan belum mengkhawatirkan atas terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Sedangkan satu titik lainnya terpantau di daerah dataran tinggi wilayah Tengah, yakni Gayo Lues di Kecamatan Blangkeujeren dengan memiliki tingkat kepercayaan belum mengkhawatirkan.
"Hasil analisis kita, tiga titik dari total empat titik belum menunjukkan tingkat kekhawatiran sering. Tapi perlu diwaspadai, sebab dua titik di antaranya, Krueng Sabe dan Blangkeujeren bertahan dari kemarin," katanya.
"Dan satu titik panas di Pante Ceureumen dengan titik koordinat di 96,30 bujur timur dan 4,46 lintang utara diyakini sebagai titik api, selain memiliki tingkat kepercayaan 82 persen," kata Zakaria.
Pelaksana tugas Gubenur Aceh, Nova Iriansyah bulan lalu telah mengimbau bagi kepala daerah di provinsi tersebut, supaya melakukan upaya pencegahan dini terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di daerahnya masing-masing pada 2019.
"Surat Gubernur Aceh terkait Karhutla itu dengan nomor 360/373 tanggal 11 Januari 2019, ditujukan kepada Bupati/Wali Kota se-Aceh," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek.
Baca juga: Deteksi satelit, di Aceh muncul 10 titik panas
Baca juga: Empat titik panas bertahan di Aceh, sebut BMKG
"Pagi ini, ada empat titik panas. Jumlah titik panas itu meningkat dibanding kemarin yang cuma dua titik," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang, Zakaria Ahmad, di Aceh Besar, Kamis.
Ia mengatakan, keempat titik panas tersebut menyebar pada tiga kabupaten, tiga titik di antaranya terdapat di dua daerah terletak di wilayah pesisir Barat-Selatan provinsi paling barat Indonesia ini.
Untuk di Aceh Barat yang terdeteksi dua titik panas terpantau di satu kecamatan, yakni Pante Ceureumen, dan salah satu titik di antaranya memiliki tingkat kepercayaan diyakini sebagai titik api atas kebakaran hutan dan lahan.
Lalu satu titik panas lagi berada di Aceh Jaya, tepatnya di Kecamatan Krueng Sabe memiliki tingkat kepercayaan belum mengkhawatirkan atas terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Sedangkan satu titik lainnya terpantau di daerah dataran tinggi wilayah Tengah, yakni Gayo Lues di Kecamatan Blangkeujeren dengan memiliki tingkat kepercayaan belum mengkhawatirkan.
"Hasil analisis kita, tiga titik dari total empat titik belum menunjukkan tingkat kekhawatiran sering. Tapi perlu diwaspadai, sebab dua titik di antaranya, Krueng Sabe dan Blangkeujeren bertahan dari kemarin," katanya.
"Dan satu titik panas di Pante Ceureumen dengan titik koordinat di 96,30 bujur timur dan 4,46 lintang utara diyakini sebagai titik api, selain memiliki tingkat kepercayaan 82 persen," kata Zakaria.
Pelaksana tugas Gubenur Aceh, Nova Iriansyah bulan lalu telah mengimbau bagi kepala daerah di provinsi tersebut, supaya melakukan upaya pencegahan dini terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di daerahnya masing-masing pada 2019.
"Surat Gubernur Aceh terkait Karhutla itu dengan nomor 360/373 tanggal 11 Januari 2019, ditujukan kepada Bupati/Wali Kota se-Aceh," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek.
Baca juga: Deteksi satelit, di Aceh muncul 10 titik panas
Baca juga: Empat titik panas bertahan di Aceh, sebut BMKG
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: