Jakarta (ANTARA News) - Dewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru menginisiasi forum bertajuk “Sustaining the Spirit of Collaboration” atau "Melanggengkan Semangat Kolaborasi" di Jakarta, Kamis, sebagai upaya diplomasi dari akar rumput.

"Forum ini dikhususkan untuk generasi milenial sebagai second-track diplomacy yang bukan pada level antarpemerintah. Dalam forum ini, warga Indonesia maupun Selandia Baru bisa saling berdiskusi dan melakukan diplomasi. Ini yang ingin kami tingkatkan,” kata Ketua Dewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru Indradi Soemardjan.

Dalam forum yang didukung oleh Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar Selandia Baru tersebut, dibahas sejumlah topik yang relevan terkait kerja sama kedua negara, seperti pertanian berkelanjutan, seni budaya, serta teknologi dan inovasi.

Melalui forum itu diharapkan terbentuk interaksi untuk berbagi dan kolaborasi, terutama antara pelaku usaha dan masyarakat sipil.

Sebagian besar pembicara dalam forum “Sustaining the Spirit of Collaboration” adalah warga Indonesia yang pernah menempuh studi di Selandia Baru, atau pernah bekerja sama dalam bidang-bidang tertentu dengan institusi Selandia Baru.

Salah satunya, menurut Indradi adalah pertanian berkelanjutan karena Selandia Baru tidak hanya berhasil dalam swasembada, tetapi juga surplus pangan sehingga menjadi salah satu negara pengekspor produk pangan dunia.

“Selandia Baru penduduknya hanya sekitar empat juta jiwa, tetapi bisa memproduksi pangan untuk 40 juta orang. Keahlian mereka akan sangat bermanfaat bagi Indonesia yang penduduknya bahkan lebih banyak,” tutur dia.

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya juga mengapresiasi kemitraan antara pelaku bisnis dan masyarakat sipil yang telah mendukung berbagai kemajuan kerja sama bilateral yang dilakukan pemerintah Indonesia-Selandia Baru selama lebih dari 60 tahun hubungan diplomatik.

“Komunitas Indonesia-Selandia Baru adalah refleksi dari hubungan kita sebagai friends for good,” kata dia.

Nilai perdagangan bilateral kedua negara meningkat dari 1,76 miliar dolar Selandia Baru atau Rp17,6 triliun pada 2017 menjadi 2 miliar dolar Selandia Baru atau sekitar Rp19,25 triliun pada 2018.

“Jumlah wisatawan dan frekuensi penerbangan komersial antara Auckland dan Denpasar juga bertambah,” kata Desra.

Selain itu, kerja sama antara universitas Indonesia dan institusi pendidikan serta pusat penelitian Selandia Baru juga meningkat, diantaranya dalam bidang pertanian dan manajemen bencana.


Baca juga: Dubes Selandia Baru pamit, Wapres minta tingkatkan kerjasama pendidikan dan pertanian

Baca juga: Tiga perusahaan Selandia Baru tawarkan teknologi manufaktur FMCG

Baca juga: Kerja sama Indonesia-Selandia Baru masih perlu dieksplorasi