Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memprediksi pada Kamis ini nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat seiring apresiasi mata uang regional.
"Pagi ini mata uang kuat Asia yen dan HK dolar dibuka menguat terhadap US Dolar yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini," ujar Lana di Jakarta, Kamis.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak melemah 34 poin menjadi Rp14.093 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.059 per dolar AS.
Yen sendiri menguat 0,03 poin ke posisi 110,98 per dolar AS dari sebelumnya 111,01 per dolar AS. Sedangkan Dolar Hong Kong menguat menjadi 7,85 per dolar AS.
"Rupiah kemungkinan menguat ke level Rp14.030 per dolar AS sampai Rp14.050 per dolar AS," ujar Lana.
Sebelumnya, rupiah pada Rabu (13/2) sore lalu menguat memanfaatkan terkoreksinya dolar AS. Pelemahan dolar terjadi akibat aksi ambil untung oleh pelaku pasar.
Pelaku pasar juga masih mengantisipasi perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China. Trump menyatakan negosiasi hanya akan didelegasikan dan menginginkan negosiasi diperpanjang.
Hingga pukul 10.54 WIB, nilai tukar rupiah masih bergerak melemah 36 poin menjadi Rp14.095 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.059 per dolar AS.
Baca juga: Manfaatkan pengoreksian dolar AS, rupiah melemah ke Rp14.019
Baca juga: Ekonom: Rupiah cenderung menguat, dipicu euforia potensi kesepakatan dagang AS-China
Ekonom: Rupiah masih berpotensi menguat seiring mata uang regional
14 Februari 2019 11:12 WIB
Karyawan menghitung mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: