Kisah bertemu jodoh pada pilihan kedua
14 Februari 2019 08:49 WIB
Annisa Kemala Dewi (25) bersama Muhamad Taufiq (32) dan putra mereka. Annisa dan Taufiq sama-sama menggeluti bisnis online dan bidang itulah yang mempertemukan mereka. (Dokumen pribadi Annisa Kemala Dewi)
Jakarta (ANTARA News) - Annisa Kemala Dewi (25) semula berkecimpung di bidang pekerjaan sesuai keinginannya, sama seperti jurusan yang dia pilih saat di perguruan tinggi, jurusan ilmu kimia.
Selama beberapa waktu perempuan yang kerap disapa Icha itu berkutat menjadi staf riset laboratorium. Hingga pada suatu waktu dia merasa ingin berhenti.
"Pekerjaan awal saya chemist, staf riset laboratorium. Hanya karena resiko kerjaan agak tinggi, saya coba beralih pelan-pelan ke bisnis," tutur dia kepada Antara, Kamis (13/2).
Icha lalu menjajal bisnis bidang fesyen muslim dan makanan organik secara online, melalui laman Bukalapak. Aktif berjualan secara online hingga pada akhirnya pada April 2016, dia ikut dalam acara pertemuan komunitas sesama penjual (pelapak) di Bogor (Kopi darat sesama pelapak).
Saat itu ada sekitar 30 orang pebisnis online di Bogor yang berpartisipasi dalam acara yang juga diisi seminar soal ilmu berbisnis online. Ada juga diskusi untuk bertukar informasi hingga kelas belajar.
"Waktu itu masih sekitar 30-an yang ikut. Sekarang biasanya 60-an," kata Icha.
Di sana dia berkenalan dengan Muhamad Taufiq (32), pria yang tak dia sangka akan menjadi belahan jiwanya.
Gara-gara jam tangan
Taufik atau biasa disapa Opiq waktu itu menjual jam tangan, benda yang juga Icha gemari.
Menurut Icha, sama seperti dirinya, Opiq memilih bisnis sebagai pilihan kedua. Awalnya dia ingin terjun di bidang perikanan dan kelautan.
"Dia memulai bisnis ini karena waktu itu persaingan mencari kerja tinggi buat jurusan universitasnya. Tapi dia enggak berpangku tangan menunggu kerjaan dan malah memulai pekerjaan sendiri," kata Icha.
Kesungguhan Opiq berbisnis perlahan mencuri perhatian Icha. Terlebih, dia banyak memberi masukan dan informasi seputar jam tangan. Perempuan kelahiran Jakarta itu mulai tertarik.
"Tapi terus terang memang kami sama-sama suka jam tangan walaupun tidak spesifik merek apa. Suami banyak kasih insight seputar jam tangan dan hal tersebut jadi salah satu hal menarik buat saya," tutur Icha.
Opiq rupanya punya perasaan khusus pada Icha. Berawal dari obrolan seputar jam tangan, mereka merasa cocok dan intensif berkomunikasi hingga Agustus 2016.
"Baru beberapa kali ketemu, di bulan Agustus 2016 dia mengajukan lamaran ke saya. Saya agak kaget karena terus terang belum tahu luar dalam soal dia. Akhirnya saya belum bisa jawab, dan kitapun masih lanjut berteman seperti biasa," papar Icha.
Pada akhirnya, dia yakin menerima lamaran Opiq karena melihat figur Opiq yang bertanggung jawab, ibadahnya dan kualifikasi positif lainnya.
"Akhirnya November 2016 kita adakan pertemuan keluarga, Januari 2017 lamaran resmi dan April 2018 resmi menikah," kata Icha yang kini sudah dikaruniai satu orang putra itu.
Membesarkan usaha
Icha yang memang sejak awal tertarik pada jam tangan perlahan ikut jejak sang suami. Dia berhasrat meningkatkan branding usahanya dan membesarkan usaha bersama.
Menariknya, tak berarti mereka melebur lapak bisnis menjadi satu. Icha berjalan sendiri dengan usaha jam tangan yang menargetkan pasar high end. Sementara Opiq lebih luas, yakni mencakup juga pasar low end.
"Masing-masing, tapi gudang barang sekarang jadi satu. Tujuan branding dan target pasarnya agak beda. Suami lebih punya target pasar yang luas karena yang dipromosikan jam low end sampai high end. Sedangkan toko saya dibranding khusus high end," papar Icha.
Saat ini, pelanggan bisnis Icha didominasi dari pulau Jawa, walau ada juga dari Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Rata-rata berusia 20-40 tahun. Di sana Icha juga sudah memiliki reseller di masing-masing wilayah itu.
Bagi yang tertarik mengikuti jejak bisnis Icha, dia menyarankan Anda mau update ilmu dan bergaul. Menurut dia, modal usaha relatif mudah didapat jika Anda memiliki koneksi dan ilmu yang mumpuni.
"Kopdar bisa menambah koneksi baru yang banyak manfaatnya. Kalau memang takdirnya pas, bisa juga dapat jodoh," kata dia seraya tersenyum.
Baca juga: Kisah bertemu jodoh karena kartu ATM dan charger smartphone
Selama beberapa waktu perempuan yang kerap disapa Icha itu berkutat menjadi staf riset laboratorium. Hingga pada suatu waktu dia merasa ingin berhenti.
"Pekerjaan awal saya chemist, staf riset laboratorium. Hanya karena resiko kerjaan agak tinggi, saya coba beralih pelan-pelan ke bisnis," tutur dia kepada Antara, Kamis (13/2).
Icha lalu menjajal bisnis bidang fesyen muslim dan makanan organik secara online, melalui laman Bukalapak. Aktif berjualan secara online hingga pada akhirnya pada April 2016, dia ikut dalam acara pertemuan komunitas sesama penjual (pelapak) di Bogor (Kopi darat sesama pelapak).
Saat itu ada sekitar 30 orang pebisnis online di Bogor yang berpartisipasi dalam acara yang juga diisi seminar soal ilmu berbisnis online. Ada juga diskusi untuk bertukar informasi hingga kelas belajar.
"Waktu itu masih sekitar 30-an yang ikut. Sekarang biasanya 60-an," kata Icha.
Di sana dia berkenalan dengan Muhamad Taufiq (32), pria yang tak dia sangka akan menjadi belahan jiwanya.
Gara-gara jam tangan
Taufik atau biasa disapa Opiq waktu itu menjual jam tangan, benda yang juga Icha gemari.
Menurut Icha, sama seperti dirinya, Opiq memilih bisnis sebagai pilihan kedua. Awalnya dia ingin terjun di bidang perikanan dan kelautan.
"Dia memulai bisnis ini karena waktu itu persaingan mencari kerja tinggi buat jurusan universitasnya. Tapi dia enggak berpangku tangan menunggu kerjaan dan malah memulai pekerjaan sendiri," kata Icha.
Kesungguhan Opiq berbisnis perlahan mencuri perhatian Icha. Terlebih, dia banyak memberi masukan dan informasi seputar jam tangan. Perempuan kelahiran Jakarta itu mulai tertarik.
"Tapi terus terang memang kami sama-sama suka jam tangan walaupun tidak spesifik merek apa. Suami banyak kasih insight seputar jam tangan dan hal tersebut jadi salah satu hal menarik buat saya," tutur Icha.
Opiq rupanya punya perasaan khusus pada Icha. Berawal dari obrolan seputar jam tangan, mereka merasa cocok dan intensif berkomunikasi hingga Agustus 2016.
"Baru beberapa kali ketemu, di bulan Agustus 2016 dia mengajukan lamaran ke saya. Saya agak kaget karena terus terang belum tahu luar dalam soal dia. Akhirnya saya belum bisa jawab, dan kitapun masih lanjut berteman seperti biasa," papar Icha.
Pada akhirnya, dia yakin menerima lamaran Opiq karena melihat figur Opiq yang bertanggung jawab, ibadahnya dan kualifikasi positif lainnya.
"Akhirnya November 2016 kita adakan pertemuan keluarga, Januari 2017 lamaran resmi dan April 2018 resmi menikah," kata Icha yang kini sudah dikaruniai satu orang putra itu.
Membesarkan usaha
Icha yang memang sejak awal tertarik pada jam tangan perlahan ikut jejak sang suami. Dia berhasrat meningkatkan branding usahanya dan membesarkan usaha bersama.
Menariknya, tak berarti mereka melebur lapak bisnis menjadi satu. Icha berjalan sendiri dengan usaha jam tangan yang menargetkan pasar high end. Sementara Opiq lebih luas, yakni mencakup juga pasar low end.
"Masing-masing, tapi gudang barang sekarang jadi satu. Tujuan branding dan target pasarnya agak beda. Suami lebih punya target pasar yang luas karena yang dipromosikan jam low end sampai high end. Sedangkan toko saya dibranding khusus high end," papar Icha.
Saat ini, pelanggan bisnis Icha didominasi dari pulau Jawa, walau ada juga dari Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Rata-rata berusia 20-40 tahun. Di sana Icha juga sudah memiliki reseller di masing-masing wilayah itu.
Bagi yang tertarik mengikuti jejak bisnis Icha, dia menyarankan Anda mau update ilmu dan bergaul. Menurut dia, modal usaha relatif mudah didapat jika Anda memiliki koneksi dan ilmu yang mumpuni.
"Kopdar bisa menambah koneksi baru yang banyak manfaatnya. Kalau memang takdirnya pas, bisa juga dapat jodoh," kata dia seraya tersenyum.
Baca juga: Kisah bertemu jodoh karena kartu ATM dan charger smartphone
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2019
Tags: