Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif World Resources Institute Indonesia (WRI Indonesia) Nitarta "Koni" Samadhi mengatakan pemahaman calon presiden dan calon wakil presiden yang bersaing dalam pemilihan umum 2019 mengenai pembangunan rendah karbon bisa menjadi tolok ukur dalam melihat keberpihakan mereka pada lingkungan.

"Yang penting adalah pemahaman, tidak bisa hanya sekedar peramalan dari sisi ekonomi saja. Mereka harus sadar, bahan baku suatu saat akan habis," kata Koni di Jakarta, Rabu.

Para calon presiden dan wakil presiden, ia melanjutkan, mesti memiliki pemahaman mengenai bagaimana mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat dengan mempertimbangkan keterbatasan lingkungan.

Harus bergerak ke arah pembangunan secara serentak dengan mempertimbangkan tiga prinsip, yakni pertumbuhan ekonomi terjadi, lingkungan hidup terjaga dan kesejahteraan masyarakat menjadi bagian yang tidak terlepaskan, katanya.

Ia juga mengatakan bahwa esensi pembangunan berkelanjutan dan pembangunan rendah karbon adalah menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tinggi, kondisi lingkungan lestari berkelanjutan, kesejahteraan tercapai dengan mengecilkan gap antara yang kaya dan miskin.

"Karena kalau dia rendah karbon maka ekonomi akan meningkat, lingkungan tetap akan terlindungi, serta kesenjangan pendapatan bisa ditutup. Ini yang sebenarnya WRI Indonesia harapkan untuk pembangunan lima tahun ke depan," katanya.

Baca juga:
Pengamat: capres tidak perlu janji hentikan impor pangan
Pengamat usul capres debat polemik cantrang hingga ekspor perikanan