Jakarta (ANTARA News) - Produsen mobil Jepang, Nissan, memangkas proyeksi laba setahun penuh, setelah keuntungan bersih dalam sembilan bulan tahun fiskal mereka anjlok 45 persen, sejak penangkapan mantan presiden perusahaan Carlos Ghosn.

Dilansir AFP, Selasa (12/2), perusahaan itu mengungkap beberapa penyebab penurunan keuntungan, antara lain meningkatnya biaya bahan baku dan penurunan nilai tukar mata uang asing yang membuat laba bersih merosot 45,2 persen menjadi 316,7 miliar yen (2,9 miliar dolar AS).

Kinerja sembilan bulan tahun fiskal yang mengecewakan serta perubahan dalam metode akuntansi, memaksa produsen menurunkan perkiraan laba bersih pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2019 menjadi 410 miliar yen, dibandingkan target sebesar 500 miliar yen.

Penjualan tahunan juga diprediksi sebesar 11,6 triliun yen, turun dari perkiraan sebelumnya 12 triliun yen.

Kinerja kurang memuaskan itu muncul saat Nissan dan mitra aliansi -- Renault dan Mitsubishi -- berupaya membuka lembaran baru seusai pimpinan aliansi Ghosn ditangkap karena pelanggaran keuangan.

Baca juga: Perkuat kemitraan, bos Renault-Nissan akan bertemu di Jepang

CEO Nissan Hiroto Saikawa berjanji akan "memperbaiki" hubungan perusahaan dengan Renault, sejalan dengan upaya bos baru Renault Jean-Dominique Senard yang akan bertandang ke Jepang pada pekan ini.

"Aliansi ini adalah kekuatan dan aset kami yang sangat besar," kata Saikawa kepada wartawan, Selasa (12/2).

Dia mengatakan, perusahaan "saling menghormati independensi" tetapi berusaha untuk mendapatkan hasil yang "saling menguntungkan" dengan cara memaksimalkan sinergi antarperusahaan.

Satoru Takada selaku analis dari perusahaan riset dan konsultasi TIW yang berbasis di Tokyo, memperingatkan bahwa aliansi itu akan menghadapi jalan terjal.

"Kebingungan seputar manajemen Nissan diperkirakan akan berlangsung lama, karena tidak mudah bagi kedua perusahaan untuk mencapai kesepakatan tentang masalah-masalah sulit, termasuk hubungan terkait modal," kata Takada kepada AFP.

"Sulit menemukan manajer seperti Ghosn yang dapat mengambil tindakan seimbang," katanya. "Kita perlu melihat apakah kebingungan akan berdampak langsung pada kinerjanya mulai sekarang."

Baca juga: Renault kritik investigasi internal Nissan dalam kasus Ghosn

Baca juga: Ketua tim pengacara Carlos Ghosn mundur