Analis: IHSG cenderung menguat, dibayangi sentimen negatif domestik
13 Februari 2019 09:46 WIB
Illustrasi: Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu dibuka menguat seiring "menghijaunya" bursa saham Asia.
IHSG dibuka menguat 18,85 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.445,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 4,58 poin atau 0,45 persen menjadi 1.013,4
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Rabu, mengatakan membaiknya pasar AS pada Selasa (12/2) lalu dikarenakan kesepakatan tentatif anggota parlemen AS untuk menjaga pemerintah tetap beroperasi serta pernyataan positif Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell tentang ekonomi AS. Penguatan saham AS tersebut diperkirakan dapat memberikan dorongan bagi saham Asia hari ini.
Baca juga: Wall Street menguat tajam, kekhawatiran penutupan pemerintahan AS berkurang
"Dari sentimen global ini bisa menjadi katalis positif bagi IHSG untuk mencoba ke zona hijau, kendati sentimen dari internal masih dapat memunculkan tekanan," ujar Alfiansyah.
Defisit transaksi berjalan yang mencapai 9,1 miliar dolar AS atau 3,57 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV-2018, membesar dari tiga kuartal sebelumnya menjadi persepsi buruk bagi pasar. Meskipun secara keseluruhan 2018 mencapai 31,1 miliar dolar AS atau 2,98 persen terhadap PDB. Rasio defisit ini terbesar sejak 2014.
Defisit yang melebar menunjukkan pasokan valuta asing dari ekspor-impor barang dan jasa, serta pendapatan tidak mampu menutup impornya.
Alhasil, Indonesia masih banyak bergantung terhadap pasokan dolar AS dari investasi asing ke pasar keuangan membuat rupiah rentan gejolak.
Baca juga: Dolar melemah tertekan data suram ekonomi AS
Baca juga: Harga emas naik didorong pelemahan dolar
Selain itu, investor akan tertuju pada data perdagangan yang akan dirilis pada pekan ini, tentunya dapat memberikan informasi tambahan terkait kondisi ekonomi Indonesia. Rupiah dapat meningkat apabila data ekonomi Indonesia terus melampaui prediksi pasar ditengah ketegangan dagang AS dengan Cina yang dapat berdampak terhadap ekspor dan impor Indonesia.
"Namun data ini akan sangat dicermati pasar untuk mengukur kehandalan perdagangan Indonesia," ujar Alfiansyah.
Hingga pukul 9.24 WIB, IHSG masih berada di zona hijau. IHSG menguat 5,46 poin (0,08 persen) ke posisi 6.431,79.
Sementara itu, bursa regional di antaranya, Indeks Nikkei menguat 320,64 poin (1,54 persen) ke 21.184,85, Indeks Hang Seng menguat 133,12 poin (0,47 persen) ke 28.304,45, dan Straits Times menguat 0,29,35 poin (0,92 persen) ke posisi 3.230,5.
Baca juga: Bursa Tokyo melonjak, Indeks Nikkei 225 dibuka naik 207,86 poin
Baca juga: Bursa Hong Kong menguat, Indeks Hang Seng dibuka naik 13,54 poin
Baca juga: Bursa China menguat, Indeks Komposit Shanghai dibuka naik 0,10 persen
IHSG dibuka menguat 18,85 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.445,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 4,58 poin atau 0,45 persen menjadi 1.013,4
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Rabu, mengatakan membaiknya pasar AS pada Selasa (12/2) lalu dikarenakan kesepakatan tentatif anggota parlemen AS untuk menjaga pemerintah tetap beroperasi serta pernyataan positif Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell tentang ekonomi AS. Penguatan saham AS tersebut diperkirakan dapat memberikan dorongan bagi saham Asia hari ini.
Baca juga: Wall Street menguat tajam, kekhawatiran penutupan pemerintahan AS berkurang
"Dari sentimen global ini bisa menjadi katalis positif bagi IHSG untuk mencoba ke zona hijau, kendati sentimen dari internal masih dapat memunculkan tekanan," ujar Alfiansyah.
Defisit transaksi berjalan yang mencapai 9,1 miliar dolar AS atau 3,57 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV-2018, membesar dari tiga kuartal sebelumnya menjadi persepsi buruk bagi pasar. Meskipun secara keseluruhan 2018 mencapai 31,1 miliar dolar AS atau 2,98 persen terhadap PDB. Rasio defisit ini terbesar sejak 2014.
Defisit yang melebar menunjukkan pasokan valuta asing dari ekspor-impor barang dan jasa, serta pendapatan tidak mampu menutup impornya.
Alhasil, Indonesia masih banyak bergantung terhadap pasokan dolar AS dari investasi asing ke pasar keuangan membuat rupiah rentan gejolak.
Baca juga: Dolar melemah tertekan data suram ekonomi AS
Baca juga: Harga emas naik didorong pelemahan dolar
Selain itu, investor akan tertuju pada data perdagangan yang akan dirilis pada pekan ini, tentunya dapat memberikan informasi tambahan terkait kondisi ekonomi Indonesia. Rupiah dapat meningkat apabila data ekonomi Indonesia terus melampaui prediksi pasar ditengah ketegangan dagang AS dengan Cina yang dapat berdampak terhadap ekspor dan impor Indonesia.
"Namun data ini akan sangat dicermati pasar untuk mengukur kehandalan perdagangan Indonesia," ujar Alfiansyah.
Hingga pukul 9.24 WIB, IHSG masih berada di zona hijau. IHSG menguat 5,46 poin (0,08 persen) ke posisi 6.431,79.
Sementara itu, bursa regional di antaranya, Indeks Nikkei menguat 320,64 poin (1,54 persen) ke 21.184,85, Indeks Hang Seng menguat 133,12 poin (0,47 persen) ke 28.304,45, dan Straits Times menguat 0,29,35 poin (0,92 persen) ke posisi 3.230,5.
Baca juga: Bursa Tokyo melonjak, Indeks Nikkei 225 dibuka naik 207,86 poin
Baca juga: Bursa Hong Kong menguat, Indeks Hang Seng dibuka naik 13,54 poin
Baca juga: Bursa China menguat, Indeks Komposit Shanghai dibuka naik 0,10 persen
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: