New York (ANTARA News) - Harga minyak naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah data menunjukkan bahwa OPEC memangkas produksi lebih tajam pada Januari, dan Arab Saudi sebagai anggota utama mengatakan akan mengurangi produksinya pada Maret dengan tambahan 500.000 barel.
Meningkatnya optimisme para investor untuk terobosan dalam putaran terakhir diskusi perdagangan AS-China juga mendorong minyak berjangka ketika anggota-anggota kedua belah pihak bertemu di Beijing.
Patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April naik 0,91 dolar AS atau 1,5 persen, menjadi ditutup pada 62,42 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 0,69 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi ditutup pada 53,10 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak naik tipis pasca-penyelesaian perdagangan setelah data dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS secara tak terduga turun.
Persediaan minyak mentah turun 998.000 barel dalam pekan yang berakhir 8 Februari menjadi 447,2 juta, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk kenaikan 2,7 juta barel. Stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman turun 502.000 barel, kata API.
Pemotongan produksi yang efektif hingga akhir Juni oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia telah memperketat pasar meskipun ada peningkatan produksi di negara-negara non-anggota, terutama Amerika Serikat.
OPEC mengatakan pada Selasa (12/2) bahwa mereka telah mengurangi produksi minyak hampir 800.000 barel per hari pada Januari menjadi 30,81 juta barel per hari di bawah pakta pengurangan pasokan global sukarela.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan kepada Financial Times bahwa negara itu akan memangkas produksi menjadi sekitar 9,8 juta barel per hari pada Maret untuk meningkatkan harga. Sebagai bagian dari kesepakatan OPEC, negara itu berjanji akan memangkas produksi menjadi sekitar 10,3 juta barel per hari.
"Pasar menawar pada laporan OPEC, angka OPEC sendiri, dan Arab Saudi menurunkan angka produksi cukup baik," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger, seperti dikutip Reuters.
Investor juga berharap bahwa putaran baru perundingan AS-China minggu ini akan membawa kedua pihak mendekati menyelesaikan perang perdagangan mereka yang sedang berlangsung sebelum tenggat waktu 1 Maret, kata Yawger.
Presiden AS Donald Trump mengatakan dia bisa mendorong tenggat waktu untuk menaikkan tarif impor China jika kedua belah pihak cukup dekat untuk mencapai kesepakatan.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Selasa (12/2) bahwa pihaknya memperkirakan produksi minyak mentah AS akan mencapai rekor baru sebesar 13,2 juta barel per hari hingga tahun 2020, yang mengapus beberapa reli, kata para pedagang.
OPEC juga memangkas perkiraan permintaan minyak dunia 2019, mengutip perlambatan ekonomi dan perkiraan pertumbuhan pasokan yang lebih cepat dari saingannya, menggarisbawahi tantangan yang dihadapinya dalam mencegah melimpahnya pasokan minyak.
Baca juga: Dolar melemah tertekan data suram ekonomi AS
Baca juga: Harga emas naik didorong pelemahan dolar
Harga minyak naik, Saudi janjikan pangkas produksi lebih banyak
13 Februari 2019 07:03 WIB
Illustrasi: Kilang minyak di fasilitas produksi milik Aramco di Shaybah, Arab Saudi (REUTERS/Ahmed Jadallah)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: