40 ha hutan lindung di Batam terbakar
12 Februari 2019 17:36 WIB
Arsip Foto - Petugas Manggala Agni memadamkan sisa api yang membakar semak belukar dan pepohonan akasia di kawasan hutan konservasi, Medang Kampai, Dumai, Riau, Minggu (3/2/2019). Puluhan petugas Manggala Agni, badan penanggulangan bencana (BPBD), kepolisian dan Masyarakat Peduli Api (MPA) dikerahkan untuk memadamkan kebakaran hutan konservasi di Medang Kampai Dumai, sementara itu kebakaran hutan juga terjadi di Rupat Selatan dan Bukit Batu Bengkalis. (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)
Batam, (ANTARA News) - Brigade Pengendalian Kebaran Hutan Manggala Agni memperkirakan sekitar 30 hingga 40 hektare hutan lindung Sei Harapan di Kota Batam, Kepulauan Riau, terbakar dalam dua hari terakhir.
"Berdasarkan pantauan kami, hutan seluas 30 sampai 40 hektare sudah terbakar," kata Kepala Manggala Agni Daerah Operasional Batam, Iksan Abdillah di Batam, Selasa.
Dia mengatakan, kebakaran sulit dipadamkan, karena berlokasi di bukit yang terjal, sehingga tidak bisa dijangkau mobil pemadam kebakaran. Apalagi di sekitar lokasi tidak ada sumber air.
Manggala Agni dan Pemkot Batam meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengerahkan helikopter untuk memadamkan api di hutan lindung Sei Harapan.
Iksan mengatakan, selain Hutan Sei Harapan, pihaknya memantau tiga titik api lain di Batam, yaitu di sekitar Sembulang, Bandara Hang Nadim dan Tempat Pembuangan Akhir Telaga Punggur.
"Tadi kami sempatkan memantau dari udara menggunakan helikopter, dan ada 4 titik api," kata dia.
Menurut dia, kebakaran hutan di Batam memiliki dampak yang sangat buruk bagi lingkungan. Selain karena merusak ekosistem, juga sulit mengembalikan kelestarian lingkungan seperti sedia kala.
Ia mengatakan tanah di Batam cenderung tidak subur dan sulit ditanami, sehingga bila hutan terbakar, maka sukar dikembalikan seperti semula.
"Seandainya terbakar luas, maka susah tumbuh kembali. Untuk mencapai kondisi hutan seperti itu, dibutuhkan puluhan tahun," kata dia.
Mengenai penyebab kebakaran, kata dia, hingga kini pihaknya masih mencari tahu, apakah bersumber dari puntung rokok, pembakaran sampah, atau sengaja membakar hutan.
Di tempat yang sama Komandan Koramil Sekupang, Kapten Ricardus Sitinja meminta masyarakat turut menjaga kelestarian lingkungan, terutama hutan Sei Harapan.
"Kami merasa iba atas kebakaran ini. Seharusnya kita saling menjaga dan ini keperluannya untuk lingkungan alam, supaya sejuk dan dingin," kata dia.
Dia mengimbau warga Tanjungriau untuk saling menjaga, tidak membuang puntung rokok sembarangan, apalagi sampai membakar hutan.
"Sama-sama menjaga sebagai warga negara yang baik," kata dia.
Baca juga: BMKG deteksi 11 titik panas di pesisir Riau
Baca juga: KLHK kirim helikopter patroli karhutla ke Riau
Baca juga: Karhutla di Dumai dan Bengkalis mulai berhasil dipadamkan
"Berdasarkan pantauan kami, hutan seluas 30 sampai 40 hektare sudah terbakar," kata Kepala Manggala Agni Daerah Operasional Batam, Iksan Abdillah di Batam, Selasa.
Dia mengatakan, kebakaran sulit dipadamkan, karena berlokasi di bukit yang terjal, sehingga tidak bisa dijangkau mobil pemadam kebakaran. Apalagi di sekitar lokasi tidak ada sumber air.
Manggala Agni dan Pemkot Batam meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengerahkan helikopter untuk memadamkan api di hutan lindung Sei Harapan.
Iksan mengatakan, selain Hutan Sei Harapan, pihaknya memantau tiga titik api lain di Batam, yaitu di sekitar Sembulang, Bandara Hang Nadim dan Tempat Pembuangan Akhir Telaga Punggur.
"Tadi kami sempatkan memantau dari udara menggunakan helikopter, dan ada 4 titik api," kata dia.
Menurut dia, kebakaran hutan di Batam memiliki dampak yang sangat buruk bagi lingkungan. Selain karena merusak ekosistem, juga sulit mengembalikan kelestarian lingkungan seperti sedia kala.
Ia mengatakan tanah di Batam cenderung tidak subur dan sulit ditanami, sehingga bila hutan terbakar, maka sukar dikembalikan seperti semula.
"Seandainya terbakar luas, maka susah tumbuh kembali. Untuk mencapai kondisi hutan seperti itu, dibutuhkan puluhan tahun," kata dia.
Mengenai penyebab kebakaran, kata dia, hingga kini pihaknya masih mencari tahu, apakah bersumber dari puntung rokok, pembakaran sampah, atau sengaja membakar hutan.
Di tempat yang sama Komandan Koramil Sekupang, Kapten Ricardus Sitinja meminta masyarakat turut menjaga kelestarian lingkungan, terutama hutan Sei Harapan.
"Kami merasa iba atas kebakaran ini. Seharusnya kita saling menjaga dan ini keperluannya untuk lingkungan alam, supaya sejuk dan dingin," kata dia.
Dia mengimbau warga Tanjungriau untuk saling menjaga, tidak membuang puntung rokok sembarangan, apalagi sampai membakar hutan.
"Sama-sama menjaga sebagai warga negara yang baik," kata dia.
Baca juga: BMKG deteksi 11 titik panas di pesisir Riau
Baca juga: KLHK kirim helikopter patroli karhutla ke Riau
Baca juga: Karhutla di Dumai dan Bengkalis mulai berhasil dipadamkan
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: