Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar (kurs) rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah dipicu kekhawatiran kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan China bakal mandek.
Kurs rupiah pagi ini bergerak melemah 63 poin menjadi Rp14.097 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.034 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Selasa, mengatakan, pelemahan rupiah diakibatkan dolar yang diprediksi menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia.
"Penguatan dolar didorong oleh kekhawatiran investor tidak tercapainya kesepakatan perjanjian perdagangan antara AS-China di tengah deadline gencatan perang dagang yang akan segera berakhir di awal Maret," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump yang menyatakan pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping kemungkinan besar dilakukan setelah 1 Maret 2019, yaitu tenggat waktu pelaksanaan tarif terhadap seluruh barang impor dari China, yang memberikan kekhawatiran terhadap pasar.
Akan tetapi, optimisme masih muncul terhadap pertemuan delegasi kedua negara yang diselenggarakan di Beijing pada 14-15 Februari mendatang dengan dihadiri oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer.
"Rupiah kemungkinan melemah ke level Rp14.000 per dolar AS sampai Rp14.050 per dolar AS," ujar Ahmad.
Hingga pukul 9.21 WIB, nilai tukar rupiah masih bergerak melemah 59 poin menjadi Rp14.093 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.034 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah 63 poin
Baca juga: Dolar AS menguat di tengah penurunan pound Inggris
Baca juga: China tawarkan peningkatan impor produk Amerika Serikat
Ekonom: Rupiah melemah dipicu kekhawatiran kesepakatan dagang AS-China
12 Februari 2019 09:46 WIB
Uang dolar Amerika Serikat. (ANTARA/Hafidz Mubarak A)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: