Debat Capres
Mentan optimalisasi lahan rawa 500.000 hektare tahun ini
11 Februari 2019 21:34 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai menghadiri Pembekalan dan Orientasi CPNS di Kementerian Pertanian Jakarta, Senin. (Mentari Dwi Gayati)
Jakarta (ANTARA News) - Isu pangan merupakan salah satu topik dalam tema Debat Capres tahap II yang akan digelar pada Minggu, 17 Februari 2019, selain energi, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Berbagai cara ditempuh pemerintah untuk meningkatkan produksi, salah satu yang gencar dilakukan adalah optimalisasi lahan rawa menjadi sawah atau lahan pertanian.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada tahun 2019 memfokuskan optimalisasi lahan rawa menjadi lahan sawah yang produktif dengan target mencapai 500.000 hektare.
"Rencana optimalisasi tahun ini sekitar 500.000 hektare. Lahan rawa ini adalah lahan tidur yang harus dioptimalkan," kata Menteri Amran usai menghadiri Pembekalan dan Orientasi CPNS di Kementerian Pertanian Jakarta, Senin.
Amran mengatakan optimalisasi lahan rawa akan dilakukan di lima provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan dan dua wilayah baru tambahan di Bengkulu dan Jambi.
Menurut dia, dengan penggunaan bibit yang sesuai dengan lahan rawa, produktivitas padi bisa meningkat sampai tiga kali lipat, yakni dari 2 ton per hektare menjadi 6 ton per hektare dan waktu tanam maksimal 3 kali setahun.
Selain itu, pengairan lahan rawa untuk pertanian harus diperhatikan dengan baik. Kunci dari keberhasilan optimalisasi lahan rawa, kata dia, terletak dari sistem panen air hujan (rainwater harvesting system).
"Selain bibit yang cocok, kita juga mengatur sirkulasi air sehingga bisa tanam tiga kali dari yang dulunya cuma satu kali. Artinya, pendapatan petani bisa naik berkali lipat," ujar Amran.
Keunggulan utama lahan rawa adalah ketersediaan air sepanjang tahun. Di saat wilayah lain mengalami kemarau dan kekeringan, lahan rawa justru dapat berproduksi optimal dan panen raya. Lahan rawa lebak pada saat kemarau panjang justru menguntungkan karena dapat menanam padi lebih luas.
Menurut catatan Kementan, potensi lahan rawa di Indonesia mencapai 33,4 juta hektare yang terdiri dari lahan pasang surut seluas 23,05 juta hektar dan rawa lebak seluas 10,35 juta hektare.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan mendukung pembangunan dan perbaikan infrastruktur serta bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk optimasi lahan rawa melalui program "Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani" (Serasi).
Baca juga: Kementan: optimalisasi lahan rawa beri banyak manfaat
Baca juga: Prof Dedi: Pengelolaan air kunci sukses pertanian lahan rawa
Berbagai cara ditempuh pemerintah untuk meningkatkan produksi, salah satu yang gencar dilakukan adalah optimalisasi lahan rawa menjadi sawah atau lahan pertanian.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada tahun 2019 memfokuskan optimalisasi lahan rawa menjadi lahan sawah yang produktif dengan target mencapai 500.000 hektare.
"Rencana optimalisasi tahun ini sekitar 500.000 hektare. Lahan rawa ini adalah lahan tidur yang harus dioptimalkan," kata Menteri Amran usai menghadiri Pembekalan dan Orientasi CPNS di Kementerian Pertanian Jakarta, Senin.
Amran mengatakan optimalisasi lahan rawa akan dilakukan di lima provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan dan dua wilayah baru tambahan di Bengkulu dan Jambi.
Menurut dia, dengan penggunaan bibit yang sesuai dengan lahan rawa, produktivitas padi bisa meningkat sampai tiga kali lipat, yakni dari 2 ton per hektare menjadi 6 ton per hektare dan waktu tanam maksimal 3 kali setahun.
Selain itu, pengairan lahan rawa untuk pertanian harus diperhatikan dengan baik. Kunci dari keberhasilan optimalisasi lahan rawa, kata dia, terletak dari sistem panen air hujan (rainwater harvesting system).
"Selain bibit yang cocok, kita juga mengatur sirkulasi air sehingga bisa tanam tiga kali dari yang dulunya cuma satu kali. Artinya, pendapatan petani bisa naik berkali lipat," ujar Amran.
Keunggulan utama lahan rawa adalah ketersediaan air sepanjang tahun. Di saat wilayah lain mengalami kemarau dan kekeringan, lahan rawa justru dapat berproduksi optimal dan panen raya. Lahan rawa lebak pada saat kemarau panjang justru menguntungkan karena dapat menanam padi lebih luas.
Menurut catatan Kementan, potensi lahan rawa di Indonesia mencapai 33,4 juta hektare yang terdiri dari lahan pasang surut seluas 23,05 juta hektar dan rawa lebak seluas 10,35 juta hektare.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan mendukung pembangunan dan perbaikan infrastruktur serta bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk optimasi lahan rawa melalui program "Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani" (Serasi).
Baca juga: Kementan: optimalisasi lahan rawa beri banyak manfaat
Baca juga: Prof Dedi: Pengelolaan air kunci sukses pertanian lahan rawa
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019
Tags: