Dalam 10 hari terjadi 16 kali longsor di Kuningan
11 Februari 2019 20:29 WIB
Ilustrasi - Sejumlah warga melewati jalan yang tertutup material longsor di Desa Jabranti, Cibeureum, Kuningan, Jawa Barat, Rabu (28/2/2018). (ANTARA /Dedhez Anggara)
Kuningan (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mencatat selama sepuluh hari terjadi 16 kali longsor dan juga beberapa kejadian bencana alam lain, karena intensitas hujan yang tinggi.
"Kita mencatat sampai tanggal 10 Februari 2019 ada 16 kali bencana longsor dan ini menunjukkan peningkatan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin di Kuningan, Senin.
Menurut Agus bencana itu diakibatkan intensitas hujan di Kuningan yang mulai tinggi, sehingga tanah mudah gembur dan mengakibatkan longsor.
Untuk longsor yang terjadi, lanjut Agus, ada yang skala kecil sampai sedang, namun bencana itu tidak menimbulkan korban jiwa.
"Material longsoran mengakibatkan jalan penghubung desa dan kecamatan tertutup. Namun, kami pastikan tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Agus mengatakan dalam sepuluh hari ada sebanyak 31 kejadian bencana alam, baik itu berupa tanah longsor, pergerakan tanah, banjir, angin puting beliung dan juga sambaran petir.
"Bencana ini meningkat dua kali lipat dibandigkan bulan sebelumnya, karena intensitas hujan sudah tinggi," tuturnya.
Sementara Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, Majalengka, Ahmad Faa Iziyn mengatakan Kabupaten Kuningan pada bulan Februari memasuki puncak musim hujan dan potensi hujan akan lebih signifikan yaitu bisa mencapai 300 sampai dengan 500 mm perbulan.
"Selama bulan ini hujan akan terus mengguyur dengan intensitas yang tinggi, dikarenakan memang merupakan puncak musim hujan," katanya
Faiz menuturkan dengan intensitas hujan tinggi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat terutama bagi yang tinggal di daerah bukit atau pegunungan akan bencana longsor, tanah amblas dan lainnya.
"Kita harus waspada bencana yang bisa terjadi selama puncak musim hujan, terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah rawan akan bencana seperti longsor, tanah bergerak dan banjir, agar terus waspada," ujarnya.*
Baca juga: Sarkiwa meninggal dunia ditimbun longsor
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan bantu korban longsor di Kuningan
"Kita mencatat sampai tanggal 10 Februari 2019 ada 16 kali bencana longsor dan ini menunjukkan peningkatan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin di Kuningan, Senin.
Menurut Agus bencana itu diakibatkan intensitas hujan di Kuningan yang mulai tinggi, sehingga tanah mudah gembur dan mengakibatkan longsor.
Untuk longsor yang terjadi, lanjut Agus, ada yang skala kecil sampai sedang, namun bencana itu tidak menimbulkan korban jiwa.
"Material longsoran mengakibatkan jalan penghubung desa dan kecamatan tertutup. Namun, kami pastikan tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Agus mengatakan dalam sepuluh hari ada sebanyak 31 kejadian bencana alam, baik itu berupa tanah longsor, pergerakan tanah, banjir, angin puting beliung dan juga sambaran petir.
"Bencana ini meningkat dua kali lipat dibandigkan bulan sebelumnya, karena intensitas hujan sudah tinggi," tuturnya.
Sementara Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, Majalengka, Ahmad Faa Iziyn mengatakan Kabupaten Kuningan pada bulan Februari memasuki puncak musim hujan dan potensi hujan akan lebih signifikan yaitu bisa mencapai 300 sampai dengan 500 mm perbulan.
"Selama bulan ini hujan akan terus mengguyur dengan intensitas yang tinggi, dikarenakan memang merupakan puncak musim hujan," katanya
Faiz menuturkan dengan intensitas hujan tinggi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat terutama bagi yang tinggal di daerah bukit atau pegunungan akan bencana longsor, tanah amblas dan lainnya.
"Kita harus waspada bencana yang bisa terjadi selama puncak musim hujan, terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah rawan akan bencana seperti longsor, tanah bergerak dan banjir, agar terus waspada," ujarnya.*
Baca juga: Sarkiwa meninggal dunia ditimbun longsor
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan bantu korban longsor di Kuningan
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: