Mi sagu diperkenalkan pada festival makanan di Pontianak-Kalbar
11 Februari 2019 20:18 WIB
Pekerja mengemas mie sagu di industri rumah tangga di Kota Selat Panjang Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Selasa (31/1/2017). Mie sagu Selat Panjang dijual dengan harga Rp7 ribu per kilogramnya, dan permintaannya terus meningkat tidak hanya di Riau melainkan juga dari Kota Batam Kepulauan Riau, hingga ke Singapura. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Pontianak, (ANTARA News) - Pemerintah Kota Pontianak terus gencar memperkenalkan kuliner khas lokal, seperti mi sagu melalui lomba yang digelar di Pontianak Food Festival ((PFF) III di Pontianak, Kalimantan Barat.
"Ada 50 kelompok yang ikut pada lomba kali ini atau ada 100 orang karena setiap kelompok ada 2 orang," ujar Ketua Pontianak Culinary Professionals Indonesia (PCPI) Kota Pontianak, Chef Azis Surya Laksana yang dipercaya untuk menggelar lomba tersebut, Senin, di Pontianak.
Aziz menjelaskan bahwa melalui lomba juga dalam rangka mengajak semua pihak untuk memromosikan secara luas mi sagu tersebut.
"Untuk mengolah makanan ini digunakan bahan pelengkap seperti kecambah, potongan daging dan bahan lainnya. Untuk bahan tambahan lainnya bisa juga dengan ikan teri , keladi dan berbagai macam kreasi lain sehingga memilki aroma yang nikmat dan rasa yang lezat," kata dia.
Dia mengatakan kuliner tersebut merupakan makanan khas Melayu Pontianak dan mi sagu juga sering dijadikan sebagai sarapan bagi masyarakat.
"Mi sagu juga dapat disajikan dengan berbagai macam hidangan ada, baik dalam bentuk kuah maupun kering, dan juga dapat dicari di berbagai warung yang ada di Pontianak," kata dia.
Ajang tahunan tersebut dilaksanakan oleh Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalbar, Pondok Ale -Ale, Pemerintah Kota Pontianak dan bekerja sama dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sementara itu, Ketua PHRI Kalbar, Yuliardi Qamal mengatakan PFF sebagai pihak yang ditunjuk untuk mengangkat dan memromosikan kekayaan kuliner di Kalbar, khususnya Kota Pontianak.
"Melalui kegiatan tersebut kekayaan kuliner bisa dikenal dan menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Pontianak," ujarnya.
Yuliardi menjelaskan bahwa Kota Pontianak sudah dikenal sebagian besar orang memiliki kekayaan kuliner dan rasa yang disajikan membuat lidah penikmatnya ketagihan.
"Kota Pontianak sebagai kota banyak tempat kuliner dan makanannya terkenal enak. Orang lokal dan luar sangat senang dengan kuliner di sini. Itu kekayaan kita dan terus digali sehingga dikenal lebih luas lagi," kata dia.
Baca juga: LIPI diversifikasi ikan cakalang dan sagu jadi mie
Baca juga: Sagu, raksasa pangan lokal yang belum dibangunkan
Baca juga: Gerakan Riau makan sagu hemat 8.000 ton beras
"Ada 50 kelompok yang ikut pada lomba kali ini atau ada 100 orang karena setiap kelompok ada 2 orang," ujar Ketua Pontianak Culinary Professionals Indonesia (PCPI) Kota Pontianak, Chef Azis Surya Laksana yang dipercaya untuk menggelar lomba tersebut, Senin, di Pontianak.
Aziz menjelaskan bahwa melalui lomba juga dalam rangka mengajak semua pihak untuk memromosikan secara luas mi sagu tersebut.
"Untuk mengolah makanan ini digunakan bahan pelengkap seperti kecambah, potongan daging dan bahan lainnya. Untuk bahan tambahan lainnya bisa juga dengan ikan teri , keladi dan berbagai macam kreasi lain sehingga memilki aroma yang nikmat dan rasa yang lezat," kata dia.
Dia mengatakan kuliner tersebut merupakan makanan khas Melayu Pontianak dan mi sagu juga sering dijadikan sebagai sarapan bagi masyarakat.
"Mi sagu juga dapat disajikan dengan berbagai macam hidangan ada, baik dalam bentuk kuah maupun kering, dan juga dapat dicari di berbagai warung yang ada di Pontianak," kata dia.
Ajang tahunan tersebut dilaksanakan oleh Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalbar, Pondok Ale -Ale, Pemerintah Kota Pontianak dan bekerja sama dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sementara itu, Ketua PHRI Kalbar, Yuliardi Qamal mengatakan PFF sebagai pihak yang ditunjuk untuk mengangkat dan memromosikan kekayaan kuliner di Kalbar, khususnya Kota Pontianak.
"Melalui kegiatan tersebut kekayaan kuliner bisa dikenal dan menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Pontianak," ujarnya.
Yuliardi menjelaskan bahwa Kota Pontianak sudah dikenal sebagian besar orang memiliki kekayaan kuliner dan rasa yang disajikan membuat lidah penikmatnya ketagihan.
"Kota Pontianak sebagai kota banyak tempat kuliner dan makanannya terkenal enak. Orang lokal dan luar sangat senang dengan kuliner di sini. Itu kekayaan kita dan terus digali sehingga dikenal lebih luas lagi," kata dia.
Baca juga: LIPI diversifikasi ikan cakalang dan sagu jadi mie
Baca juga: Sagu, raksasa pangan lokal yang belum dibangunkan
Baca juga: Gerakan Riau makan sagu hemat 8.000 ton beras
Pewarta: Dedi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: