Pemerintah agar gencarkan pameran untuk dongkrak ekspor mebel, kata Asmindo
11 Februari 2019 17:49 WIB
Calon pembeli melihat hasil kerajinan ukiran furnitur gapura berbahan baku kayu jati di industri rumahan Desa Bango, Demak, Jawa Tengah, Selasa (8/1/2019). Berbagai macam bentuk motif ukir furnitur untuk dekorasi rumah joglo khas Jawa itu dipasarkan ke sejumlah wilayah di Indonesia hingga menembus pasar Malaysia dengan harga Rp3,5 juta-Rp500 juta per unit, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya. ANTARA FOTO/Aji Styawan/wsj. (ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)
Yogyakarta (ANTARA News) - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) berharap pemerintah membantu mendongkrak laju pertumbuhan ekspor mebel dan kerajinan lokal dengan menggencarkan kegiatan promosi melalui penyelenggaraan pameran baik di dalam maupun luar negeri.
"Harapan kami memang pemerintah sekarang ini harus membantu dalam hal promosi," kata Ketua Bidang Organisasi DPP Asmindo Endro Wardoyo di Yogyakarta, Senin.
Menurut Endro, upaya promosi perlu digencarkan karena pertumbuhan ekspor mebel saat ini masih melambat karena pasar furnitur di berbagai negara masih stagnan. "Berdasarkan data BPS pada akhir Desember 2018 faktanya pertumbuhan ekspor dalam transaksi perdagangan Indonesia masih mengalami defisit," kata dia.
Kegiatan promosi yang perlu dilakukan pemerintah saat ini, menurut dia, antara lain dengan menggiatkan pameran yang mampu mengekspose produk kerajinan yang menyajikan proses pembuatannya secara langsung.
Pameram model itu, kata dia, bisa mencontoh Jogja International Furnitur and Craft Fair (Jiffina) yang telah digelar oleh para pengusaha mebel se-Jawa-Bali setiap tahun sejak 2016.
Menurut Endro, konsep pameran yang diterapkan dalam Jiffina lebih efektif mengundang buyers datang ke Indonesia karena mereka akan mendapatkan produk-produk asli Indonesia langsung dari sumbernya sekaligus mendapatkan harga yang lebih murah.
"Jiffina baru satu-satunya di Indonesia. Kalau juga digelar di Jepara, Surabaya, atau di sentra-sentra mebel lainnya saya pikir akan lebih baik karena dalam waktu bersamaan juga mampu mendongkrak sektor lain seperti pariwisata dan perhotelan di daerah," kata dia.
Selain itu, menurut Endro, pemerintah juga perlu memperbanyak pameran di luar negeri sehingga lebih besar lagi peluang memperkenalkan produk-produk mebel dan kerajinan lokal di kancah internasional.
"Cuman memang pameran di luar negeri ini harus selektif dan dipilih yang berkualitas," kata dia.
"Harapan kami memang pemerintah sekarang ini harus membantu dalam hal promosi," kata Ketua Bidang Organisasi DPP Asmindo Endro Wardoyo di Yogyakarta, Senin.
Menurut Endro, upaya promosi perlu digencarkan karena pertumbuhan ekspor mebel saat ini masih melambat karena pasar furnitur di berbagai negara masih stagnan. "Berdasarkan data BPS pada akhir Desember 2018 faktanya pertumbuhan ekspor dalam transaksi perdagangan Indonesia masih mengalami defisit," kata dia.
Kegiatan promosi yang perlu dilakukan pemerintah saat ini, menurut dia, antara lain dengan menggiatkan pameran yang mampu mengekspose produk kerajinan yang menyajikan proses pembuatannya secara langsung.
Pameram model itu, kata dia, bisa mencontoh Jogja International Furnitur and Craft Fair (Jiffina) yang telah digelar oleh para pengusaha mebel se-Jawa-Bali setiap tahun sejak 2016.
Menurut Endro, konsep pameran yang diterapkan dalam Jiffina lebih efektif mengundang buyers datang ke Indonesia karena mereka akan mendapatkan produk-produk asli Indonesia langsung dari sumbernya sekaligus mendapatkan harga yang lebih murah.
"Jiffina baru satu-satunya di Indonesia. Kalau juga digelar di Jepara, Surabaya, atau di sentra-sentra mebel lainnya saya pikir akan lebih baik karena dalam waktu bersamaan juga mampu mendongkrak sektor lain seperti pariwisata dan perhotelan di daerah," kata dia.
Selain itu, menurut Endro, pemerintah juga perlu memperbanyak pameran di luar negeri sehingga lebih besar lagi peluang memperkenalkan produk-produk mebel dan kerajinan lokal di kancah internasional.
"Cuman memang pameran di luar negeri ini harus selektif dan dipilih yang berkualitas," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: