Pasukan keamanan Sudan gunakan gas air mata bubarkan demonstran perempuan
11 Februari 2019 11:23 WIB
Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir (tengah) menyapa pendukungnya dalam sebuah pawai di bagian utara Khartoum, Sabtu (5/2). Bashir menjanjikan kebebasan di masa akan datang dan pemerintah yang terbuka pada hari Sabtu pada sebuah pidato yang menggarisbawahi kedamaian menjelang protes kecil dalam seminggu di Sudan dan pemberontakan di negara tetangga Mesir. (FOTO ANTARA/REUTERS/Stringer/d)
Khartoum (ANTARA News) - Pasukan keamanan Sudan pada Minggu menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan ratusan orang yang melakukan aksi protes terhadap penahanan kaum perempuan pada aksi sebelumnya, menurut keterangan saksi.
Para demonstran, kebanyakan perempuan muda, meneriakkan: "Hidup perjuangan perempuan Sudan" dan "Mundur, itu saja", salah satu slogan utama yang menyerukan agar Presiden Omar al-Bashir mundur. Slogan tersebut terus diteriakan selama aksi protes yang melanda Sudan sejak 19 Desember.
Pasukan keamanan yang berjaga di lokasi, di Omdurman, kota terbesar Sudan yang berada di seberang ibu Kota Khartoum dan Sungai Nil, terlihat menahan perempuan muda dan membawanya ke dalam truk yang berjumlah sedikitnya empat kendaraan, demikian Reuters melaporkan.
Para demonstran mencoba berjalan menuju penjara besar khusus wanita sebelum pasukan keamanan bergerak.
Baca juga: Pasukan Sudan bubarkan pengunjuk rasa setelah demonstrasi sepekan
Baca juga: Jubir: protes yang dipicu harga di Sudan diselewengkan penyusup
Aksi protes yang menjalar ke seluruh Sudan dipicu kondisi ekonomi yang kian memburuk dan memasuki periode kerusuhan yang terus berkelanjutan sejak Omar berkuasa tiga dekade lalu.
Omar dan sejumlah pejabat senior mengadopsi bahasa yang lebih halus tentang demontrasi, termasuk janji untuk membebaskan demonstran yang ditahan, namun pasukan keamanan terus membubarkan aksi unjuk rasa dan menangkap sejumlah orang.
Di lingkungan Was Nubawi di Omdurman pada Minggu, para demonstran memblokade jalan, membakar pohon-pohon dan melemparkan batu sebelum pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Saksi mengatakan puluhan dokter juga melakukan aksi protes di dalam rumah sakit milik pemerintah di El-Obeid, ibu kota negara bagian Kordofan Utara, sekitar 360 kilometer barat daya Khartoum, meminta Presiden Omar untuk mundur dari jabatannya.
Redaktur: Asri Mayang Sari/Maria Dian A
Para demonstran, kebanyakan perempuan muda, meneriakkan: "Hidup perjuangan perempuan Sudan" dan "Mundur, itu saja", salah satu slogan utama yang menyerukan agar Presiden Omar al-Bashir mundur. Slogan tersebut terus diteriakan selama aksi protes yang melanda Sudan sejak 19 Desember.
Pasukan keamanan yang berjaga di lokasi, di Omdurman, kota terbesar Sudan yang berada di seberang ibu Kota Khartoum dan Sungai Nil, terlihat menahan perempuan muda dan membawanya ke dalam truk yang berjumlah sedikitnya empat kendaraan, demikian Reuters melaporkan.
Para demonstran mencoba berjalan menuju penjara besar khusus wanita sebelum pasukan keamanan bergerak.
Baca juga: Pasukan Sudan bubarkan pengunjuk rasa setelah demonstrasi sepekan
Baca juga: Jubir: protes yang dipicu harga di Sudan diselewengkan penyusup
Aksi protes yang menjalar ke seluruh Sudan dipicu kondisi ekonomi yang kian memburuk dan memasuki periode kerusuhan yang terus berkelanjutan sejak Omar berkuasa tiga dekade lalu.
Omar dan sejumlah pejabat senior mengadopsi bahasa yang lebih halus tentang demontrasi, termasuk janji untuk membebaskan demonstran yang ditahan, namun pasukan keamanan terus membubarkan aksi unjuk rasa dan menangkap sejumlah orang.
Di lingkungan Was Nubawi di Omdurman pada Minggu, para demonstran memblokade jalan, membakar pohon-pohon dan melemparkan batu sebelum pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Saksi mengatakan puluhan dokter juga melakukan aksi protes di dalam rumah sakit milik pemerintah di El-Obeid, ibu kota negara bagian Kordofan Utara, sekitar 360 kilometer barat daya Khartoum, meminta Presiden Omar untuk mundur dari jabatannya.
Redaktur: Asri Mayang Sari/Maria Dian A
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: