Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah seiring rilis defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2018 yang dirilis Jumat (8/2) sore lalu.
Kurs rupiah pagi ini bergerak melemah 40 poin menjadi Rp13.995 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.955 per dolar AS.
"NPI untuk tahun 2018 tercatat defisit sebesar 7,1 miliar dolar AS. Defisit NPI terjadi selama tiga triwulan berturut-turut, namun pada Q4-2018 mencatatkan surplus sebesar 5,4 miliar dolar AS," kata Ekonom Samuel Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin.
Surplus triwulan IV-2018 terjadi karena naiknya neraca modal dan finansial, terutama bersumber dari investasi portofolio sebesar 10,4 miliar dolar AS, sementara investasi langsung atau penanaman modal asing melambat.
Surplus pada triwulan IV-2018 yang tercatat sebesar 15,6 miliar dolar AS bisa menutup defisit pada neraca transaksi berjalan yang tercatat sebesar 9,1 miliar dolar AS pada triwulan IV-2018 atau minus 3,57 persen dari PDB.
Sementara itu, secara keseluruhan tahun 2018, defisit neraca transaksi berjalan tercatat sebesar 2,98 persen dari PDB, meningkat dibandingkan kinerja 2017 yang sebesar 1,6 persen dari PDB.
"Kurs rupiah kemungkinan melemah ke angka Rp13.960 per dolar AS sampai Rp13.980 per dolar AS," ujar Lana.
Hingga pukul 9.45 WIB, nilai tukar rupiah masih bergerak melemah 42 poin menjadi Rp13.997 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.955 per dolar AS.
Baca juga: Awal pekan IHSG dibuka naik tipis, di atas 6.500
Baca juga: Analis: Pergerakan IHSG pekan ini akan ditentukan faktor eksternal
Analis: Rupiah melemah seiring defisit neraca pembayaran
11 Februari 2019 10:41 WIB
Petugas bank merapikan lembaran mata uang rupiah dan dolar Amerika di Jakarta (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: