Malang (ANTARA News) - Stapac Jakarta berhasil menumbangkan finalis musim lalu Pelita Jaya Basketball Jakarta dalam seri VII Indonesian Basketball League (IBL) Pertamax 2018-2019, dengan kemenangan tipis 71-69, di Gelanggang Olahraga (GOR) Bima Sakti, Kota Malang, pada Minggu.

Pelatih Stapac Jakarta Giedrius Zibenas mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan yang terbaik dalam pertandingan kali ini. Pada pertandingan itu, timnya melakukan kesalahan, tapi pada akhirnya bisa dibenahi dan berhasil memenangkan pertandingan.

"Kami berhasil mengatasinya, dan sangat menyenangkan untuk memenangkan pertandingan saat kami dianggap `under dog`," kata Giedrius, dalam jumpa pers di GOR Bima Sakti, Kota Malang, Minggu malam.

Dia menambahkan, meskipun dalam tiga kuarter awal timnya terus tertinggal dari Pelita Jaya, namun tim besutannya itu tidak panik. Mereka tetap berusaha untuk mencetak angka, meskipun pertandingan tersebut sangat ketat.

"Meski ketinggalan, saya senang tim saya tidak panik. Mereka tetap berusaha untuk mencetak angka," tambah Giedrius.

Pada kuarter pertama, Pelita Jaya unggul 18-14 atas Stapac Jakarta. Sementara pada kuarter kedua, Pelita Jaya makin memperlebar keunggulan menjadi 31-23. Andakara Prastawa Dhyaksa menyumbang total 13 poin pada kuarter pertama dan kedua itu, diikuti oleh Nate Barfield yang mencetak 12 poin.

Kuarter ketiga, Stapac Jakarta berupaya untuk mengejar ketertinggalan. Kedua tim saling beradu serang, dengan tempo tinggi, namun Pelita Jaya masih tetap mampu mempertahankan keunggulan. Pada akhir kuarter tiga, Pelita Jaya unggul 47-40.

Memasuki kuarter empat, serangan dari Stapac Jakarta beberapa kali mentah. Sementara Pelita Jaya mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk memperlebar jarak. Pertandingan berlangsung dengan tensi tinggi, bahkan pada saat time out saat pertandingan baru berjalan 1 menit 40 detik, sempat terjadi kericuhan antardua pelatih.

Pelatih Pelita Jaya Fiktor Gideon Roring mengatakan bahwa, intensitas dan tensi tinggi pertandingan menyuguhkan pertandingan yang sangat menarik, dimana selama pertandingan berlangsung, timnya terus unggul dari Stapac Jakarta, namun akhirnya kalah dengan selisih satu bola.

"Ini merupakan pertandingan yang bagus, untuk penonton, bukan buat kita, karena kita kalah. Padahal kita sudah unggul sampai akhir pertandingan," kata Fiktor.

Fiktor menambahkan, salah satu hal yang menjadi catatan adalah banyaknya lemparan bebas yang didapat oleh Stapac Jakarta. Kemenangan Stapac Jakarta itu, juga buah dari lemparan bebas yang berhasil dieksekusi dengan sempurna oleh Kendal Yancy.

"Tapi itulah pertandingan. Itu seperti gim final, intensitasnya. Saya harus menghormati wasit, mereka bisa mengelola pertandingan dengan baik. `Free throw` mereka dapat sangat banyak, 34 `free throw`. Kami mendapatkan 18 free throw, mudah-mudahan itu `human error`," ujar Fiktor.

Berdasarkan catatan, Stapac Jakarta mendapatkan lemparan bebas sebanyak 34 kali. Dari 34 kali lemparan bebas tersebut, 17 di antaranya masuk, dan merupakan kunci kemenangan. Sementara Pelita Jaya berhasil mencetak 14 poin dari 18 lemparan bebas yang didapatkan.

Dengan sisa waktu pada kuarter empat, kedua tim saling bersaing untuk mengejar poin. Tiga menit menjelang pertandingan usai, skor 63-60 untuk keunggulan Pelita Jaya. Namun, Stapac Jakarta sedikit demi sedikit mulai mendekati perolehan skor Pelita Jaya.

Saat kuarter empat hanya menyisakan waktu 31 detik sama, Stapac berhasil menyamakan kedudukan 69-69.

Kemudian, melalui lemparan bebas, Kendal Yancy, membawa Stapac Jakarta unggul dua poin, kurang dari 30 detik jelang pertandingan berakhir. Bahkan, Respati Pamungkas dalam sisa waktu yang singkat tersebut harus menerima foul out karena telah melakukan pelanggaran sebanyak lima kali.

Dalam pertandingan itu, pencetak poin terbanyak dari Stapac Jakarta adalah Kendal Yancy dengan 22 poin, 3 rebound, dan 4 assist. Sementara dari Pelita Jaya adalah Nate Barfield dengan 24 poin, 11 rebound, dan 2 assist.