Bandarlampung (ANTARA News) - Bulog Divisi Regional Lampung menyerap jagung petani di Lampung Timur sebanyak 11 ton guna menstabilkan harga komoditas tersebut.

"Bekerja sama dengan Gapoktan Harapan Bersama serta berkoordinasi dengan Kodim 0429/Lampung Timur, Bulog melakukan pembelian jagung petani Desa Sadar Sriwijaya Kecamatan Sribawono Lampung Timur sebanyak 11 ton," ujar Kasi Sekretariat Umum dan Humas Bulog Divre Lampung, Rifki Ismail, di Bandarlampung, Sabtu.

Rifki menyebutkan stabilisasi harga suatu komoditas khususnya pangan, tidak hanya perlu dijaga dari sisi tingkat konsumen, namun juga perlu dijaga di tingkat produsen atau petani.

Menurut dia, berdasarkan informasi data Dinas Pertanian terdapat perkiraan panen jagung yang berlokasi di Lampung Timur dengan perkiraan luas panen sekitar 30.000 hektar. Perum Bulog Divre Lampung, lanjutnya, sebagai perpanjangan tangan pemerintah menindaklanjuti hal ini dengan berkunjung ke lokasi panen agar dapat berkomunikasi langsung dengan petani.

Ia menuturkan bahwa pemerintah sendiri untuk menjaga stabilisasi harga di tingkat produsen telah menetapkan harga acuan pembelian sebesar Rp3.150 per kilogram melalui Permendag Nomor 27/M-DAG/PER/5/2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.

Namun demikian, ujar dia, harga pembelian yang dilakukan oleh Bulog pada kali ini dilakukan di atas harga acuan tersebut dengan memberlakukan pembelian secara komersial.

Hal tersebut, lanjut Rifki, dilakukan sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah ke petani jagung agar tetap berperan dalam kontribusi pembangunan pertumbuhan ekonomi serta dapat memberikan suatu semangat baru untuk terus meningkatkan potensi sektor pertanian yang ada di Indonesia.

Ia menyatakan, peranan sektor pertanian sendiri berpengaruh penting dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani sehingga dukungan pemerintah kepada petani dalam bentuk apapun sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan petani, dan belakangan ini beberapa lokasi di daerah Lampung telah menunjukan potensi panen jagung.

Baca juga: Pembatasan impor jagung ternyata tingkatkan impor gandum
Baca juga: CIPS: serapan jagung Bulog akan optimal tanpa HPP
Baca juga: Presiden perintahkan Bulog serap jagung petani