Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai pers memiliki sejarah panjang dan ikut terlibat pada perjuangan kemerdekaan Indonesia tahun 1945.

"Karenanya, penuh penghormatan terhadap demokrasi, Keadilan dan kemanusiaan," kata Hasto Kristiyanto melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Sabtu, terkait peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang pada tahun 2019 diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur.

Menurut Hasto, PDI Perjuangan mengucapkan selamat Hari Pers Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 Februari.

Hasto menjelaskan, pada perjuangan pembebasan Irian Barat, melalui diplomasi internasional di Amerika Serikat, Presiden Soekarno menegaskan bahwa pers melahirkan kekuatan terang peradaban.

"Saat itu Bung Karno mengutip pernyataan Mark Twain, bahwa di dunia ini ada dua kekuatan yang bisa memberikan terang. Pertama adalah matahari sebagai ciptaan Allah SWT dan kedua adalah pers," katanya.

Karena itu, kata Hasto, pers tidak hanya menjadi pilar keempat demokrasi, tapi juga penjaga peradaban demokrasi dan sekaligus penjaga kemanusiaan itu sendiri.

Hasto juga menyinggung pemberian remisi terhadap Susrama, terpidana yang terbukti sebagai otak pelaku pembunuhan wartawan di Bali.

Susrama yang vonis hukuman hukuman seumur hidup dan kemudian diubah menjadi 20 tahun penjara, berdasarkan pasal 9 Keputusan Presiden RI Nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi, menurut Hasto, harus ditinjau ulang dan dicabut.

"PDI Perjuangan merekomendasikan pembatalan remisi tersebut dan kami yakin pemerintahan Presiden Joko Widodo akan membatalkan remisi tersebut, karena demokrasi yang sehat salah satu indikasinya adalah kebebasan pers. Indonesia harus bebas dari intimidasi dan kekerasan terhadap insan pers," kata Hasto.

Dirgahayu Pers Indonesia. "Kobarkan terus semangat juang, perkuat jalan demokrasi kerakyatan, keadilan dan kemanusiaan, perkuat kedaulatan dan kebebasan pers Indonesia," katanya.