Karangasem, Bali (ANTARA News) - Pos Pantau Gunung Agung (PPGA) mencatat Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, saat ini relatif kondusif pascaletusan hingga teramati sinar api selama satu menit 37 detik pada Jumat pukul 00.12 WITA.

"Kolom asap saat erupsi tidak teramati karena tertutup kabut," kata Kepala Pos Pantau Gunung Agung (PPGA) Dewa Made Merthe Yasa saat dihubungi dari Denpasar, Jumat.

Ia menjelaskan, letusan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dengan durasi sekitar 97 detik.

Gunung api dengan tinggi 3.142 meter di atas permukaan laut tersebut sempat terpantau mengalami tektonik jauh hanya satu kali dengan amplitudo 2 mm dengan durasi 35 detik.

Hingga saat ini, PVMBG masih menetapkan gunung api itu dalam status siaga atau level III.

PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki atau wisatawan agar tidak berada atau tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya, yaitu seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak gunung.

Zona perkiraan bahaya itu, kata dia, bersifaf dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan.

Aliran lahar hujan itu dapat terjadi terutama pada musim hujan jika material erupsi masih terpapar di area puncak dan area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Baca juga: Komite II DPD RI tinjau Posko Pemantauan Gunung Agung

Baca juga: Gunung Agung meletus, masyarakat dilarang mendekat pada radius empat kilometer