Kementerian Perhubungan usulkan potongan tarif tol Trans Jawa
8 Februari 2019 19:31 WIB
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, memberi penjelasan usulan potongan tarif Tol Trans Jawa. (ANTARA News/Juwita Rahayu)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, mengusulkan potongan tarif tol Trans Jawa yang dianggap masih mahal.
“Saya sudah bicara dengan Bu Desi (direktur utama PT Jasa Marga) untuk evaluasi satu bulan ini di mana nanti ada skema diskon,” kata dia, dalam diskusi di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat.
Ia menuturkan, diskon itu tidak diberikan sepanjang ruas tol, tapi akan dibagi di ruas tertentu.
“Skema diskon mungkin ada tiga penggalan jalan dari mana ke mana, misal batas mekasimal dari Palimanan ke Tegal, tapi dari Tegal ke Brebes itu tidak diskon,” katanya.
Ia menyatakan, mereka akan mengevaluasi usulan itu selama satu bulan, baik untuk angkutan barang maupun angkutan penumpang.
Selanjutnya, akan diserahkan kepada masyarakat untuk memilih, namun jalan tol bukan lah jalan utama karena masih ada jalan nasional.
“Karena saya selalu mengajarkan jalan tol itu bukan jalan utama, jalan negara kalau menilai jalan tol berat, termasuk untuk tarif,” katanya.
Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti tarif tol Trans Jawa masih mahal, baik untuk kendaraan pribadi maupun angkutan barang atau truk.
"Akibatnya, volume trafik di jalan tol Trans Jawa, masih sepi, lengang. Bak bukan jalan tol saja, terutama selepas ruas Pejagan," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi.
Untuk itu, usulan agar tarif tol Trans Jawa dievaluasi/diturunkan, menjadi hal yang rasional.
"Masih sepinya jalan tol Trans Jawa, jelas dipicu tarif tol yang mahal itu," katanya.
Kedua, Abadi menilai Tol Trans Jawa juga terancam tidak akan menjadi instrumen untuk menurunkan biaya logistik, dikarenakan mayoritas angkutan truk tidak mau masuk ke dalam jalan tol.
"Menurut keterangan Ketua Aptrindo, Gemilang Tarigan, yang tergabung dalam tim Susur ini, menyatakan bahwa sopir tidak dibekali biaya untuk masuk tol. Kecuali untuk tol Cikampek. Truk akan masuk tol Trans Jawa, jika biaya tol ditanggung oleh penerima barang. Terlalu mahal bagi pengusaha truk untuk menanggung tarif tol Trans Jawa yang mencapai Rp 1,5 juta," katanya.
Baca juga: YLKI soroti tarif tol Trans Jawa masih mahal
“Saya sudah bicara dengan Bu Desi (direktur utama PT Jasa Marga) untuk evaluasi satu bulan ini di mana nanti ada skema diskon,” kata dia, dalam diskusi di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat.
Ia menuturkan, diskon itu tidak diberikan sepanjang ruas tol, tapi akan dibagi di ruas tertentu.
“Skema diskon mungkin ada tiga penggalan jalan dari mana ke mana, misal batas mekasimal dari Palimanan ke Tegal, tapi dari Tegal ke Brebes itu tidak diskon,” katanya.
Ia menyatakan, mereka akan mengevaluasi usulan itu selama satu bulan, baik untuk angkutan barang maupun angkutan penumpang.
Selanjutnya, akan diserahkan kepada masyarakat untuk memilih, namun jalan tol bukan lah jalan utama karena masih ada jalan nasional.
“Karena saya selalu mengajarkan jalan tol itu bukan jalan utama, jalan negara kalau menilai jalan tol berat, termasuk untuk tarif,” katanya.
Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti tarif tol Trans Jawa masih mahal, baik untuk kendaraan pribadi maupun angkutan barang atau truk.
"Akibatnya, volume trafik di jalan tol Trans Jawa, masih sepi, lengang. Bak bukan jalan tol saja, terutama selepas ruas Pejagan," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi.
Untuk itu, usulan agar tarif tol Trans Jawa dievaluasi/diturunkan, menjadi hal yang rasional.
"Masih sepinya jalan tol Trans Jawa, jelas dipicu tarif tol yang mahal itu," katanya.
Kedua, Abadi menilai Tol Trans Jawa juga terancam tidak akan menjadi instrumen untuk menurunkan biaya logistik, dikarenakan mayoritas angkutan truk tidak mau masuk ke dalam jalan tol.
"Menurut keterangan Ketua Aptrindo, Gemilang Tarigan, yang tergabung dalam tim Susur ini, menyatakan bahwa sopir tidak dibekali biaya untuk masuk tol. Kecuali untuk tol Cikampek. Truk akan masuk tol Trans Jawa, jika biaya tol ditanggung oleh penerima barang. Terlalu mahal bagi pengusaha truk untuk menanggung tarif tol Trans Jawa yang mencapai Rp 1,5 juta," katanya.
Baca juga: YLKI soroti tarif tol Trans Jawa masih mahal
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: