Intelijen TNI diharapkan dapat mendeteksi dini ancaman terorisme
7 Februari 2019 21:35 WIB
Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius memberikan pembekalan mengenai fenomena radikalisme dan terorisme di Indonesia pada Rapat Koordinasi (Rakor) Intelijen TNI Tahun 2019 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (7/2/2019). (ANTARA News/HO)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius berharap aparat intelijen TNI dapat mengemban fungsi deteksi dini terhadap ancaman terorisme di tengah masyarakat.
"Kami menginginkan aparat intelijen TNI yang ada di daerah juga bisa memberikan solusi, threatment, keputusan yang cepat dan tepat dalam merespons setiap dinamika yang terjadi di daerahnya," ujar Suhardi di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis.
Kepala BNPT diundang untuk memberikan pembekalan mengenai fenomena radikalisme dan terorisme di Indonesia pada Rapat Koordinasi (Rakor) Intelijen TNI Tahun 2019.
Suhardi mengakui institusinya tidak bisa bekerja sendirian dalam upaya penanggulangan terorisme. BNPT memerlukan bantuan pemangku kepentingan yang lain termasuk TNI.
Mantan Kabareskrim Polri ini berharap aparat intelijen TNI ikut turun melakukan deteksi dini terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat Apalagi TNI mempunyai Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang ada di tingkat Koramil atau kecamatan.
Diharapkan aparat Babinsa dapat melihat isu-isu secara aktual sehingga fenomena yang terjadi di lapangan bisa cepat diinformasikan dan diambil keputusannya.
"Jangan sampai fenomena yang terjadi itu malah melebar, membesar dan sebagainya. Ini yang perlu dan penting kami sampaikan kepada intelijen TNI sebagai sebagai satuan yang bertanggung jawab dalam rangka mengelola masalah ataupun fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan," kata Suhardi dikutip dari siaran pers.
Mantan Sekretaris Utama Lemhamnas RI ini mengatakan pembekalan yang diberikannya sekaligus sebagai upaya untuk membentengi aparat TNI dari penyebaran paham radikal terorisme.
"Ini juga yang paling utama. Jangan sampai aparat intelijen yang kita harapkan bisa memberikan pencerahan terhadap masalah ideologi bangsa kepada masyarakat justru malah terpapar paham radikal terorisme. Jangan sampai itu terjadi," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Asisten Intelijen (Asintel) Panglima TNI Mayjen Andjar Wiratma mengatakan TNI telah siap dan berkomintmen untuk membantu BNPT dalam upaya penanggulangan terorisme di Indonesia,.
Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Strategis (Waka BAIS) TNI ini mengatakan materi yang disampaikan Kepala BNPT kepada pimpinan intelijen TNI dalam rakor tersebut sangatlah penting.
"Apa yang telah disampaikan Kepala BNPT sangat membantu TNI untuk mendapatkan masukan yang lebih luas dan jelas mengenai permasalahan terorisme ini," ujarnya.
Menurut dia perlu ada semacam diskusi atau pertukaran informasi tentang radikalisme dan terorisme antara BNPT dan TNI sehingga akan mendapatkan pemahaman, visi dan misi yang sama dalam penanggulangan terorisme.
Turut mendampingi Kepala BNPT antara lain Sekretaris Utama BNPT Marsda TNI Asep Adang Supriyadi, Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen Pol Budiono Sandi, Kepala Biro Umum Brigjen TNI Dadang Hendrayudha dan Inspektur BNPT Amrizal.
"Kami menginginkan aparat intelijen TNI yang ada di daerah juga bisa memberikan solusi, threatment, keputusan yang cepat dan tepat dalam merespons setiap dinamika yang terjadi di daerahnya," ujar Suhardi di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis.
Kepala BNPT diundang untuk memberikan pembekalan mengenai fenomena radikalisme dan terorisme di Indonesia pada Rapat Koordinasi (Rakor) Intelijen TNI Tahun 2019.
Suhardi mengakui institusinya tidak bisa bekerja sendirian dalam upaya penanggulangan terorisme. BNPT memerlukan bantuan pemangku kepentingan yang lain termasuk TNI.
Mantan Kabareskrim Polri ini berharap aparat intelijen TNI ikut turun melakukan deteksi dini terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat Apalagi TNI mempunyai Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang ada di tingkat Koramil atau kecamatan.
Diharapkan aparat Babinsa dapat melihat isu-isu secara aktual sehingga fenomena yang terjadi di lapangan bisa cepat diinformasikan dan diambil keputusannya.
"Jangan sampai fenomena yang terjadi itu malah melebar, membesar dan sebagainya. Ini yang perlu dan penting kami sampaikan kepada intelijen TNI sebagai sebagai satuan yang bertanggung jawab dalam rangka mengelola masalah ataupun fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan," kata Suhardi dikutip dari siaran pers.
Mantan Sekretaris Utama Lemhamnas RI ini mengatakan pembekalan yang diberikannya sekaligus sebagai upaya untuk membentengi aparat TNI dari penyebaran paham radikal terorisme.
"Ini juga yang paling utama. Jangan sampai aparat intelijen yang kita harapkan bisa memberikan pencerahan terhadap masalah ideologi bangsa kepada masyarakat justru malah terpapar paham radikal terorisme. Jangan sampai itu terjadi," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Asisten Intelijen (Asintel) Panglima TNI Mayjen Andjar Wiratma mengatakan TNI telah siap dan berkomintmen untuk membantu BNPT dalam upaya penanggulangan terorisme di Indonesia,.
Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Strategis (Waka BAIS) TNI ini mengatakan materi yang disampaikan Kepala BNPT kepada pimpinan intelijen TNI dalam rakor tersebut sangatlah penting.
"Apa yang telah disampaikan Kepala BNPT sangat membantu TNI untuk mendapatkan masukan yang lebih luas dan jelas mengenai permasalahan terorisme ini," ujarnya.
Menurut dia perlu ada semacam diskusi atau pertukaran informasi tentang radikalisme dan terorisme antara BNPT dan TNI sehingga akan mendapatkan pemahaman, visi dan misi yang sama dalam penanggulangan terorisme.
Turut mendampingi Kepala BNPT antara lain Sekretaris Utama BNPT Marsda TNI Asep Adang Supriyadi, Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen Pol Budiono Sandi, Kepala Biro Umum Brigjen TNI Dadang Hendrayudha dan Inspektur BNPT Amrizal.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: