Beijing (ANTARA News) - Hujan salju turut mewarnai hari kedua perayaan Tahun Baru Imlek di Beijing, Rabu (6/2) malam.
Dibandingkan dengan kota-kota lain di wilayah utara, timur, dan tengah daratan Tiongkok, hujan salju di Beijing datang relatif terlambat.
Antara mencatat bahwa tahun lalu Beijing diguyur hujan salju pada akhir Februari dan menjelang pertengahan Maret saat suhu udara berkisar di angka 4-6 derajat Celcius.
Tahun ini pun sama, di Shanghai dan kota-kota lain di wilayah timur dan tengah, yang udaranya lebih hangat, justru lebih dulu turun hujan salju, yakni pada November-Desember tahun lalu.
Pada November-Desember 2018, suhu terendah di Beijing berkisar antara -11 hingga -9 derajat Celcius, namu salju tidak turun. Saat Beijing diguyur salju pada Rabu (6/2) hingga Kamis dini hari, suhu udara berkisar antara -4 hingga -2 derajat Celcius.
Tentu saja turunnya salju disambut suka cita warga Kota Beijing. Jika dua hari sebelumnya?suasana Ibu Kota tampak lengang karena ditinggal mudik kaum pendatang, maka tidak demikian halnya dengan suasana pada Rabu malam hingga Kamis dini hari.
Sejumlah rumah makan dan restoran di pusat kuliner kawasan Dongzhimen kembali bergairah. Lalu lintas pun sudah mulai ramai oleh para keluarga yang ingin menikmati makan malam sambil berjalan di tengah guyuran salju. ?
Kaca mobil yang diparkir di pinggir jalan ring II Beijing tertutup salju tipis, Rabu (6/2/2019).
"Penantian itu berakhir setelah salju turun di Beijing tadi malam," harian resmi China melaporkan, Kamis.
Salju ringan mengguyur Distrik Yanqing dan Distrik Huairou di pinggiran Ibu Kota mulai Rabu (6/2) pukul 09.00 waktu setempat (08.00 WIB).
Setelah pukul 10.00, lebih dari 10 unit stasiun cuaca di kota itu mengamati adanya salju. Hasil pengamatan itu sudah cukup bagi Biro Cuaca Kota Beijing untuk mengumumkan kepada khalayak bahwa wilayah Ibu Kota telah diguyur salju pertama pada tahun ini.
Suasana lalu lintas di Jalan Raya Dongzhimennei, Beijing, lengang pada Senin (4/2/2019) malam setelah ditinggal para pemudik yang merayakan Tahun Baru Imlek di kampung halaman.
Salju musim dingin ini sangat terlambat, hanya lima hari lagi dari rekor salju yang terjadi pada musim dingin 1983-1984 sebagaimana catatan China Daily.
Namun, Beijing News punya catatan lain lagi bahwa musim dingin di Beijing tidak pernah tanpa salju sejak 1951.? ?
Badan Pusat Meteorologi Nasional China (NMC) juga telah meramalkan bahwa gelombang udara dingin akan menyapu sebagian besar wilayah itu yang diikuti dengan rendahnya suhu udara dan hujan salju.
NMC memang menyebutkan bahwa dampak udara dingin terparah akan terjadi di Daerah Otonomi Xinjiang, Daerah Otonomi Mongolia Dalam (keduanya di wilayah barat), Provinsi Jilin dan Provinsi Liaoning (keduanya di wilayah timurlaut) dengan suhu udara berkisar antara -12 hingga -10 derajat Celcius pada Rabu (6/2) hingga Kamis.
Namun di Beijing, sejak Kamis pukul 05.00 hingga berita ini diturunkan, terdapat gemuruh angin berkecepatan 16 kilometer per jam yang menyebabkan suhu udara turun menjadi -7 hingga -3 derajat Celcius.
Peringatan kewaspadaan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah timurlaut, utara, dan barat daratan Tiongkok sudah dikeluarkan sejak Rabu (6/2).
Daerah Otonomi Xinjiang dan Daerah Otonomi Tibet diperkirakan akan turun salju tebal dan badai salju dalam beberapa hari mendatang.
Baca juga: Antrean pelat nomor kendaraan Beijing mencapai delapan tahun
Baca juga: KBRI Beijing proses 12 kasus perdagangan orang
Hujan salju warnai hari kedua Imlek di Beijing
7 Februari 2019 20:36 WIB
Desa di Distrik Huairou, Beijing, diguyur salju, Rabu (6/2/2019) (Dongfang IC)
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: