Pengalaman pertama Maxime Bouttier jadi sutradara
7 Februari 2019 15:29 WIB
Aktor dan sutradara film Kain Kafan Hitam Maxime Bouttier pada sesi foto saat melakukan kunjungan ke Kantor Berita Antara di gedung Wisma Antara, Jakarta, Rabu (6/2/2019). Kunjungan tersebut dalam rangka promosi film Kain Kafan Hitam yang akan tayang secara serentak di bioskop pada 14 Februari mendatang. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Jakarta (ANTARA News) - Untuk pertama kalinya Maxime Bouttier menjajal profesi menjadi sutradara, dengan menggarap film bergenre horor.
Dalam film "Kain Kafan Hitam", Maxime menjadi co-sutradara untuk membantu Yudhistira Bayuadji. Maxime mengaku mendapat banyak pelajaran ketika berada di bangku sutradara dan mengarahkan para pemain.
Baca juga: Alasan film "Kain Kafan Hitam" wajib ditonton
"Menjadi sutradara itu harus menjalankan bagaimana berinteraksi dengan pemain dan enggak keluar dari jalur intinya dan visinya. Aku juga belajar bahwa pemain itu bebas berekspresi, aku cuma ngasih jalur saja dan mengarahkan untuk tetap stabil," jelas Maxime kepada Antara.
Menurut kekasih Prilly Latuconsina ini, menjadi sutradara adalah hal yang sangat menarik. Salah satu tantangan terbesarnya adalah mengarahkan anak berusia 5 tahun.
"Yang susah itu ngasih tahu yang paling kecil. Kirain aku ngarahin yang gede semua ternyata ada yang anak kecil. Dia nangis, didiamkan dulu, selesai nangis baru ambil scene," jelas Maxime.
"Yang paling capek itu kita adalah yang pertama datang dan terakhir pulang dan harus ngingetin dialognya pemain," lanjutnya.
Baca juga: Maxime Bouttier komentari rumah mewah Prilly Latuconsina
Meski demikian, pria blasteran Bali-Prancis ini mengaku sangat menikmati perannya sebagai sutradara, bahkan ketagihan untuk melakukannya lagi.
"Ketagihan iya. Mungkin aku sudah tahu bagaimana lagi kedepannya bisa expand experience ke mana. Dengan pengalaman ini aku akan lebih prepare," kata Maxime.
Baca juga: Prilly Latuconsina dihujat warganet, ini komentar Maxime Bouttier
Dalam film "Kain Kafan Hitam", Maxime menjadi co-sutradara untuk membantu Yudhistira Bayuadji. Maxime mengaku mendapat banyak pelajaran ketika berada di bangku sutradara dan mengarahkan para pemain.
Baca juga: Alasan film "Kain Kafan Hitam" wajib ditonton
"Menjadi sutradara itu harus menjalankan bagaimana berinteraksi dengan pemain dan enggak keluar dari jalur intinya dan visinya. Aku juga belajar bahwa pemain itu bebas berekspresi, aku cuma ngasih jalur saja dan mengarahkan untuk tetap stabil," jelas Maxime kepada Antara.
Menurut kekasih Prilly Latuconsina ini, menjadi sutradara adalah hal yang sangat menarik. Salah satu tantangan terbesarnya adalah mengarahkan anak berusia 5 tahun.
"Yang susah itu ngasih tahu yang paling kecil. Kirain aku ngarahin yang gede semua ternyata ada yang anak kecil. Dia nangis, didiamkan dulu, selesai nangis baru ambil scene," jelas Maxime.
"Yang paling capek itu kita adalah yang pertama datang dan terakhir pulang dan harus ngingetin dialognya pemain," lanjutnya.
Baca juga: Maxime Bouttier komentari rumah mewah Prilly Latuconsina
Meski demikian, pria blasteran Bali-Prancis ini mengaku sangat menikmati perannya sebagai sutradara, bahkan ketagihan untuk melakukannya lagi.
"Ketagihan iya. Mungkin aku sudah tahu bagaimana lagi kedepannya bisa expand experience ke mana. Dengan pengalaman ini aku akan lebih prepare," kata Maxime.
Baca juga: Prilly Latuconsina dihujat warganet, ini komentar Maxime Bouttier
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019
Tags: