Mendes: program dana desa berjalan cukup baik
6 Februari 2019 20:08 WIB
PAMERAN PRODUK UNGGULAN DESA 2018 Pengunjung melihat produk unggulan BUMNag Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada ajang Expo Produk Unggulan Kawasan Perdesaan 2018 di Sport Center Pantai Panjang Bengkulu, Bengkulu, Sabtu (17/11/2018). Sebanyak 200 BUMNDes se-Indonesia mengikuti pameran produk unggulan kawasan perdesaan 2018 yang mempromosikan produk unggulan hasil dari pengolahan dana desa dari Kemendes PDTT. Pameran berlangsung hingga 20 November 2018. ANTARA FOTO/David Muharmansyah/kye. (ANTARA FOTO/DAVID MUHARMANSYAH)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan program dana desa yang digelontorkan mulai 2015 hingga 2018 telah berjalan cukup baik.
"Penyaluran dana desa yang saat ini berjalan dengan cukup baik bukan tanpa tantangan dan masalah," kata Eko Putro Sandjojo melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tantangan dan permasalahan tersebut terjadi karena semula kepala desa dan perangkat desa belum memiliki pengalaman dalam mengelola keuangan negara.
Selain itu desa juga belum memiliki perangkat yang lengkap untuk mengelola keuangan negara. Tidak hanya itu, kondisi geografis dan infrastruktur dasar di banyak desa masih juga masih sulit.
Di tahun pertama dari Rp20,67 triliun yang dialokasikan hanya 82 persen yang berhasil diserap. Namun dengan komitmen kuat dari seluruh perangkat desa, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan dukungan pendampingan yang terusbditingkatkan oleh pendamping desa serta dukungan dari kepolisian RI, Kejaksaan, BPKP dan BPK, maka dari tahun ke tahun tata kelola dana desa trus membaik.
"Hal ini bisa dilihat dari penyerapan dana desa yang juga terus meningkat," kata dia.
Berdasarkan data, penyaluran dana desa 2015 sebesar Rp20,67 Triliun dengan penyerapan 82,72 persen, tahun 2016 sebesar Rp46,98 Triliun dengan penyerapan 97,65 persen, pada 2017 sebesar Rp60 Triliun dengan penyerapan 98,54 persen dan pada 2018 jumlah dana desa sebesar Rp60 Triliun dengan penyerapannya sekitar 99 persen.
"Saya optimis, dana desa tahun ini penyerapannya akan lebih baik lagi. Perlu diketahui, sejak dana desa disalurkan, meskipun mengalami permasalahan, namun, ternyata desa-desa di Indonesia telah mampu membangun infrastruktur dasar dalam jumlah yang sangat besar dan masif, yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dan juga untuk membantu kegiatan ekonomi di desa," kata dia.
Eko menyampaikan bahwa untuk prioritas penggunaan dana desa 2019 diharapkan tidak digunakan untuk pembangunan infrastruktur bagi desa yang sudah cukup infrastrukturnya. Akan tetapi, diharapkan bisa dialihkan untuk pengembangan pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat desa.
"Pembangunan infrastruktur saya pikir sudah cukup terutama pada desa yang infrastrukturnya sudah cikup. Saat ini Mulailah dipikirkan untuk bursa inovasi desanya ini bagaimana dana desa bisa dipakai untuk memperbesar BUMDes. Jadi, tolong alokasi anggaran ke BUMDes itu diperbesar," kata dia.
Baca juga: Dana desa tingkatkan kegiatan Posyandu
Baca juga: Menteri Desa PDTT pastikan target RPJMN 2015-2019 terpenuhi
Baca juga: Kemendes PDTT bantu Bumdes di Parigi Moutong Sulteng
"Penyaluran dana desa yang saat ini berjalan dengan cukup baik bukan tanpa tantangan dan masalah," kata Eko Putro Sandjojo melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tantangan dan permasalahan tersebut terjadi karena semula kepala desa dan perangkat desa belum memiliki pengalaman dalam mengelola keuangan negara.
Selain itu desa juga belum memiliki perangkat yang lengkap untuk mengelola keuangan negara. Tidak hanya itu, kondisi geografis dan infrastruktur dasar di banyak desa masih juga masih sulit.
Di tahun pertama dari Rp20,67 triliun yang dialokasikan hanya 82 persen yang berhasil diserap. Namun dengan komitmen kuat dari seluruh perangkat desa, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan dukungan pendampingan yang terusbditingkatkan oleh pendamping desa serta dukungan dari kepolisian RI, Kejaksaan, BPKP dan BPK, maka dari tahun ke tahun tata kelola dana desa trus membaik.
"Hal ini bisa dilihat dari penyerapan dana desa yang juga terus meningkat," kata dia.
Berdasarkan data, penyaluran dana desa 2015 sebesar Rp20,67 Triliun dengan penyerapan 82,72 persen, tahun 2016 sebesar Rp46,98 Triliun dengan penyerapan 97,65 persen, pada 2017 sebesar Rp60 Triliun dengan penyerapan 98,54 persen dan pada 2018 jumlah dana desa sebesar Rp60 Triliun dengan penyerapannya sekitar 99 persen.
"Saya optimis, dana desa tahun ini penyerapannya akan lebih baik lagi. Perlu diketahui, sejak dana desa disalurkan, meskipun mengalami permasalahan, namun, ternyata desa-desa di Indonesia telah mampu membangun infrastruktur dasar dalam jumlah yang sangat besar dan masif, yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dan juga untuk membantu kegiatan ekonomi di desa," kata dia.
Eko menyampaikan bahwa untuk prioritas penggunaan dana desa 2019 diharapkan tidak digunakan untuk pembangunan infrastruktur bagi desa yang sudah cukup infrastrukturnya. Akan tetapi, diharapkan bisa dialihkan untuk pengembangan pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat desa.
"Pembangunan infrastruktur saya pikir sudah cukup terutama pada desa yang infrastrukturnya sudah cikup. Saat ini Mulailah dipikirkan untuk bursa inovasi desanya ini bagaimana dana desa bisa dipakai untuk memperbesar BUMDes. Jadi, tolong alokasi anggaran ke BUMDes itu diperbesar," kata dia.
Baca juga: Dana desa tingkatkan kegiatan Posyandu
Baca juga: Menteri Desa PDTT pastikan target RPJMN 2015-2019 terpenuhi
Baca juga: Kemendes PDTT bantu Bumdes di Parigi Moutong Sulteng
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: