KKP: Sampah plastik laut ancaman keberlanjutan sumber daya ikan
6 Februari 2019 19:33 WIB
Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP Maman Hermawan saat memberikan sambutan dalam workshop bertema "Plastic Marine Litter and the Circular Economy" di Jakarta, Rabu (6/02/2019). (Antara News/Aji Cakti)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan bahwa pencemaran sampah plastik di laut mengancam keberlanjutan sumber daya ikan nasional.
"Kalau itu terganggu maka reproduksi dan proses penangkapan ikan akan menjadi terganggu, dan ini berarti akan mengancam pada keberlanjutan sumber daya. Ini yang paling berbahaya," ujar Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Maman Hermawan kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Maman Hermawan menjelaskan bahwa banyaknya sampah plastik yang sulit hancur di laut bisa mengganggu ekologi, ekosistem dan habitat perairan untuk spesies ikan yang terdapat di laut.
"Kalaupun sudah sekian lama (sampah plastik) mengalami proses dekomposisi, itu akan menjadi mikroplastik. Kalau ikan besar makan plastik, sampah itu akan terdapat di insang dan perut maka kita bisa membuang kedua bagian tersebut. Tapi kalau plastik itu hancur menjadi mikroplastik dan masuk ke dalam struktur daging ikan lalu kita memakannya, ini yang sangat berbahaya dalam jangka panjang," kata Sekretaris BRSDM KKP.
Selain merusak keindahan alam dan mengganggu jalur pelayaran, menurut Maman, sampah plastik pastinya sangat mengganggu ekologi, ekosistem dan habitat untuk sejumlah spesies ikan di laut.
Sekretaris BRSDM tersebut juga menjelaskan bahwa kalau kita merusak laut dengan membuang sampah, terutama sampah plastik, maka itu akan menyebabkan degradasi lingkungan.
"Terjadi kerusakan lingkungan, beberapa spesies ikan dan biota laut bisa mati karena adanya plastik," tuturnya saat menghadiri workshop atau lokakarya bertema " Plastic Marine Litter and the Circular Economy".
KKP menggelar lokakarya yang membahas pencemaran sampah plastik di laut dan solusi mengatasi limbah plastik tersebut dengan menerapkan sistem ekonomi ramah lingkungan atau "Circular Economy".
Tujuannya lokakarya itu adalah mendorong kesadaran masyarakat terkait pelestarian laut dari pencemaran sampah plastik.
"Kalau itu terganggu maka reproduksi dan proses penangkapan ikan akan menjadi terganggu, dan ini berarti akan mengancam pada keberlanjutan sumber daya. Ini yang paling berbahaya," ujar Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Maman Hermawan kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Maman Hermawan menjelaskan bahwa banyaknya sampah plastik yang sulit hancur di laut bisa mengganggu ekologi, ekosistem dan habitat perairan untuk spesies ikan yang terdapat di laut.
"Kalaupun sudah sekian lama (sampah plastik) mengalami proses dekomposisi, itu akan menjadi mikroplastik. Kalau ikan besar makan plastik, sampah itu akan terdapat di insang dan perut maka kita bisa membuang kedua bagian tersebut. Tapi kalau plastik itu hancur menjadi mikroplastik dan masuk ke dalam struktur daging ikan lalu kita memakannya, ini yang sangat berbahaya dalam jangka panjang," kata Sekretaris BRSDM KKP.
Selain merusak keindahan alam dan mengganggu jalur pelayaran, menurut Maman, sampah plastik pastinya sangat mengganggu ekologi, ekosistem dan habitat untuk sejumlah spesies ikan di laut.
Sekretaris BRSDM tersebut juga menjelaskan bahwa kalau kita merusak laut dengan membuang sampah, terutama sampah plastik, maka itu akan menyebabkan degradasi lingkungan.
"Terjadi kerusakan lingkungan, beberapa spesies ikan dan biota laut bisa mati karena adanya plastik," tuturnya saat menghadiri workshop atau lokakarya bertema " Plastic Marine Litter and the Circular Economy".
KKP menggelar lokakarya yang membahas pencemaran sampah plastik di laut dan solusi mengatasi limbah plastik tersebut dengan menerapkan sistem ekonomi ramah lingkungan atau "Circular Economy".
Tujuannya lokakarya itu adalah mendorong kesadaran masyarakat terkait pelestarian laut dari pencemaran sampah plastik.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: