Empat warga NTB meninggal akibat DBD
6 Februari 2019 16:44 WIB
Arsip Foto - Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/1/2019). Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan sampai hari Rabu (30/1) total pasien DBD di Kabupaten Bogor meningkat dari 113 kasus pada minggu ketiga, kini sudah mencapai 231 orang dan lima orang diantaranya meninggal dunia. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.
Mataram (ANTARA News) - Sedikitnya empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Nusa Tenggara Barat.
"Dari empat orang tersebut, dua diantaranya berasal dari Kota Bima dan dua lainnya dari Kabupaten Dompu," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Nurhandini Eka Dewi di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan, hingga saat ini jumlah kasus DBD di NTB sebanyak 449 kasus, terbanyak di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 105 orang suspek DBD.
"Dari 105 orang suspek itu, 72 orang di antaranya positif DBD dan terbanyak di Kecamatan Kuripan, Sekotong dan Gerung. Dari jumlah kasus DBD tersebut, terbanyak pasien adalah anak-anak," katanya.
Menurut Nurhandinidia, anak-anak memiliki kondisi yang lebih rentan sehingga lebih mudah terkena DBD dibandingkan orang dewasa.
Ia menambahkan, menyusul banyaknya penderita DBD tersebut, Dinkes NTB telah meningkatkan kewaspadaan dan langkah-langkah antisipasi, agar kasus DBD di NTB tidak semakin meluas. Ia memperkirakan kasus DBD tersebut akan mencapai puncaknya hingga Maret 2019 seiring dengan berakhirnya musim hujan.
"Kalau melihat polanya, kasus DBD di NTB saat ini sudah masuk puncaknya. Makanya kita sudah bersurat kepada bupati/wali kota termasuk Dinas Pendidikan dan Kanwil Kementerian Agama untuk melakukan penanganan di sekolah-sekolah, termasuk melakukan gerakan tiga M (mengubur, menguras dan menutup) tempat di mana tumbuhnya jentik nyamuk, selain upaya pengasapan (fogging)," katanya.
Baca juga: Mencegah meningkatnya korban DBD di NTT
Baca juga: Demam berdarah renggut nyawa dua warga Cilacap-Jateng
Baca juga: Balita meninggal dunia akibat DBD di Banjarmasin
Baca juga: Meningkat tajam, DBD di Kota Kupang-NTT capai 305 kasus
"Dari empat orang tersebut, dua diantaranya berasal dari Kota Bima dan dua lainnya dari Kabupaten Dompu," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Nurhandini Eka Dewi di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan, hingga saat ini jumlah kasus DBD di NTB sebanyak 449 kasus, terbanyak di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 105 orang suspek DBD.
"Dari 105 orang suspek itu, 72 orang di antaranya positif DBD dan terbanyak di Kecamatan Kuripan, Sekotong dan Gerung. Dari jumlah kasus DBD tersebut, terbanyak pasien adalah anak-anak," katanya.
Menurut Nurhandinidia, anak-anak memiliki kondisi yang lebih rentan sehingga lebih mudah terkena DBD dibandingkan orang dewasa.
Ia menambahkan, menyusul banyaknya penderita DBD tersebut, Dinkes NTB telah meningkatkan kewaspadaan dan langkah-langkah antisipasi, agar kasus DBD di NTB tidak semakin meluas. Ia memperkirakan kasus DBD tersebut akan mencapai puncaknya hingga Maret 2019 seiring dengan berakhirnya musim hujan.
"Kalau melihat polanya, kasus DBD di NTB saat ini sudah masuk puncaknya. Makanya kita sudah bersurat kepada bupati/wali kota termasuk Dinas Pendidikan dan Kanwil Kementerian Agama untuk melakukan penanganan di sekolah-sekolah, termasuk melakukan gerakan tiga M (mengubur, menguras dan menutup) tempat di mana tumbuhnya jentik nyamuk, selain upaya pengasapan (fogging)," katanya.
Baca juga: Mencegah meningkatnya korban DBD di NTT
Baca juga: Demam berdarah renggut nyawa dua warga Cilacap-Jateng
Baca juga: Balita meninggal dunia akibat DBD di Banjarmasin
Baca juga: Meningkat tajam, DBD di Kota Kupang-NTT capai 305 kasus
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: