Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meyakini tren investasi akan pulih dan membaik (recover) pada 2019 setelah menghadapi pelemahan yang signifikan pada 2018 di mana pertumbuhan ekonomi nasional hanya tumbuh 5,17 persen.

"Memang realisasi investasi di 2018 cukup mengecewakan. Pertumbuhan investasi melambat dari di atas 10 persen pada 2017 menjadi hanya sedikit di atas 4 persen pada 2018. Itu tentu jadi salah satu faktor yang menyebabkan ekonomi secara total di bawah keinginan kita," kata Kepala BKPM Thomas Lembong di Jakarta, Rabu.

Menurut Tom, sapaan akrab Thomas, meski dihantam dengan pelemahan, pemerintah optimistis capaian di 2019 akan lebih baik.

Pasalnya, para investor besar mengaku lebih percaya diri menghadapi 2019 karena "badai" perang dagang yang mulai berkurang.

"Inevstor besar semakin nyaman bahwa badai sudah berlalu, ada optimisme yang semakin kuat juga mengenai Pemilu yang aman dan tertib juga jurus kebijakan pemerintah yang pragmatis dan reformis," katanya.

Lebih lanjut, tahun ini pula akan ada banyak peletakan batu pertama atau groundbreaking sejumlah proyek besar yang akan mendorong capaian realisasi investasi.

"Arus modal ekonomi digital juga jalan terus. Kalau dilihat pengumuman dari Tokopedia, Gojek, semua masih terus menerima investasi dalam jumlah besar. Itu juga membantu angka realisasi secara total," tutupnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen sepanjang 2018 atau jauh di bawah target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,4 persen. Namun, capaian tersebut menunjukan peningkatan dibanding pertumbuhan 2017 yang sebesar 5,07 persen.

Baca juga: BKPM: Indonesia tujuan investasi menarik bagi Eropa

Baca juga: Diprediksi "rebound", BKPM targetkan pertumbuhan investasi 2019