Diusut, 6.000 ton beras busuk
5 Februari 2019 18:04 WIB
Ilustrasi - Pekerja mendata jumlah karung beras untuk Rakyat Sejahtera (Rastra) di gudang Perum Bulog Subdivisi Regional (Divre) Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Selasa (29/1/2019). (ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS)
Baturaja (ANTARA News) - Anggota DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan akan mengusut penemuan 6.000 ton beras tidak layak konsumsi karena hancur dan berbau busuk yang ditemukan di gudang Bulog Sub Divre setempat di wilayah OKU Timur.
"Terkait 6.000 ton beras tidak layak konsumsi yang ditemukan tim Sergab TNI AD di gudang penyimpanan bulog di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur beberapa waktu lalu, kami akan segera memanggil pihak terkait tersebut untuk dimintai pertanggungjawabannya," kata Anggota DPRD Ogan Komering Ulu, Yopi Syahrudin di Baturaja, Selasa.
Pihaknya sudah turun ke lapangan mendatangi gudang Trukis Rahayu milik Bulog Sub Divre OKU di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur guna memastikan temuan ribuan ton beras busuk tersebut.
Menurut dia, dalam pantauan tersebut ditemukan ribuan ton beras pengadaan 2015 di gudang penyimpanan milik Bulog di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dengan kondisi busuk, berkutu dan hancur layaknya makanan hewan.
"Kami akan mencari tahu apa penyebab ribuan ton beras tertimbun sejak 2015 dan bagaimana proses pengadaannya bulog harus bertanggung jawab," tegasnya.
Sementara, Staf Gudang Bulog Terukis Rahayu, Mukhsin secara terpisah membenarkan adanya 6.000 ton beras busuk yang tersimpan di beberapa gudang penyimpanan milik Bulog tersebut.
"Gudang di sini hanya tersimpan 3.000 ton beras 2015 dan 200 ton gula 2018, sisanya ada di gudang wilayah Kecamatan Belitang dan gudang lainnya di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur," katanya.
Diakuinya, pembelian beras tidak layak konsumsi tersebut dilakukan dengan mitra bulog berinisial FH dan BR seharga Rp8.000/kilogram.
"Lebih jelasnya silakan tanya dengan Kepala Bulog saja, karena saya hanya bertugas menjaga gudang," ujarnya.*
Baca juga: Kementan targetkan serap gabah 1,5 juta ton hingga Maret
Baca juga: Pengamat ragukan rencana Bulog ekspor beras
"Terkait 6.000 ton beras tidak layak konsumsi yang ditemukan tim Sergab TNI AD di gudang penyimpanan bulog di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur beberapa waktu lalu, kami akan segera memanggil pihak terkait tersebut untuk dimintai pertanggungjawabannya," kata Anggota DPRD Ogan Komering Ulu, Yopi Syahrudin di Baturaja, Selasa.
Pihaknya sudah turun ke lapangan mendatangi gudang Trukis Rahayu milik Bulog Sub Divre OKU di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur guna memastikan temuan ribuan ton beras busuk tersebut.
Menurut dia, dalam pantauan tersebut ditemukan ribuan ton beras pengadaan 2015 di gudang penyimpanan milik Bulog di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dengan kondisi busuk, berkutu dan hancur layaknya makanan hewan.
"Kami akan mencari tahu apa penyebab ribuan ton beras tertimbun sejak 2015 dan bagaimana proses pengadaannya bulog harus bertanggung jawab," tegasnya.
Sementara, Staf Gudang Bulog Terukis Rahayu, Mukhsin secara terpisah membenarkan adanya 6.000 ton beras busuk yang tersimpan di beberapa gudang penyimpanan milik Bulog tersebut.
"Gudang di sini hanya tersimpan 3.000 ton beras 2015 dan 200 ton gula 2018, sisanya ada di gudang wilayah Kecamatan Belitang dan gudang lainnya di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur," katanya.
Diakuinya, pembelian beras tidak layak konsumsi tersebut dilakukan dengan mitra bulog berinisial FH dan BR seharga Rp8.000/kilogram.
"Lebih jelasnya silakan tanya dengan Kepala Bulog saja, karena saya hanya bertugas menjaga gudang," ujarnya.*
Baca juga: Kementan targetkan serap gabah 1,5 juta ton hingga Maret
Baca juga: Pengamat ragukan rencana Bulog ekspor beras
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: