"Sangat potensial, bersama "OK OCE" kita kembangkan untuk pelatihan pendampingan pemasaran dan juga ke depan kualitas barang siap untuk diekspor," katanya pada kunjungannya ke Batik Putra di Laweyan, Surakarta, Selasa.
Ia mengatakan komoditas batik asal Laweyan bisa menjadi inspirator bagi produk lain karya anak bangsa untuk mampu menggerakkan ekonomi. Menurut dia, langkah tersebut menjadi prioritas khusus bagi Prabowo-Sandi untuk membuka lapangan kerja.
"Oleh karena itu, kali ini kami ingin berjuang bersama para pengrajin batik untuk merealisasikan agar bangsa yang kaya raya ini sejahtera, adil, dan makmur. Mestinya sekaligus menggunakan kesempatan ini sebagai peluang devisa ekspor," katanya.
Ia juga melihat para pembatik di Laweyan terus mengobarkan semangat membangkitkan produk yang bisa jadi unggulan untuk menggerakkan ekonomi rakyat, ekonomi umat, dan juga menjadi lokomotif dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
"Saya melihat bahwa di sinilah kebangkitan Serikat Dagang Islam pada saat prakemerdekaan," katanya.
Sementara itu, disinggung mengenai gagalnya program "OK OCE" di DKI Jakarta, ia mengklaim statistik menunjukkan bahwa program tersebut berhasil menurunkan angka pengangguran.
"Dari data statistik, total pendaftar 60.000 UMKM dan yang ikut sebanyak 50.000 UMKM, sedangkan yang punya izin usaha mikro kecil yang diterbitkan 15.000 UMKM," katanya.
Ia mengklaim program tersebut mampu menciptakan 30.000 lapangan kerja baru.
"Saat kami bertugas (sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta) tahun 2018 jumlah pengangguran turun sampai 20.000. Ini menjadi kesuksesan program 'OK OCE'," katanya.
Ke depan untuk Indonesia, pihaknya akan mengangkat program "One Kabupaten One Kota One Kampung One Center for Enterpreneurship".
"Kami akan kembangkan pola kewirausahaan ini sebagai arah baru ekonomi kita. Kami ingin jadi tuan rumah di negeri sendiri. Mendorong potensi yang dimiliki bangsa kita, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alam untuk kesejahteraan," katanya.