Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, melemah sebesar 14 poin ke posisi Rp13.962 per dolar AS dibandingkan sebelumnya Rp13.948 per dolar AS.

"Rupiah terkoreksi saja hari ini, atau bisa dibilang ada aksi 'profit taking' para pelaku pasar. Soalnya seminggu kemarin kan rupiahnya sudah menguat lebih dari 1 persen, jadi wajar ada koreksi sedikit," kata analis pasar uang Monex Investindo Futures, Dini Nurhadi Yasyi di Jakarta, Senin.

Sementara itu, jika dilihat dari dolar AS sendiri, memang mendapatkan sentimen positif dari data ketenagakerjaan non pertanian (non farm payrolls/NFP) Amerika Serikat, pada akhir pekan lalu. Tenaga kerja AS bertambah signifikan yaitu 304 ribu dalam sebulan, jauh di atas estimasi 165 ribu.

Selain itu, data manufaktur AS juga bagus, meskipun tingkat penganggurannya malah bertambah menjadi 4 persen dari rekor terendahnya 3,9 persen.

Menurut Dini, perkembangan data NFP AS memang berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Namun, rupiah sendiri hari ini tidak melemah dalam.

"Jadi ada kemungkinan pergerakan hari ini karena terkoreksi dan aksi profit taking, pas banget sama sentimen positif terhadap dolarnya," ujar Dini.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi, dibuka melemah Rp13.950 per dolar AS kemudian terus bergerak melemah. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.950 per dolar AS hingga Rp13.994 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, mata uang rupiah menguat menjadi Rp13.976 dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.978 per dolar AS.

Baca juga: Analis: Rupiah berpeluang lanjutkan penguatan, stabil di bawah Rp14.000