Tempat ibadah Tridharma di Jakarta bersiap menyambut Imlek
4 Februari 2019 14:58 WIB
Salah satu umat Tridharma saat bersembahyang di Wihara Dharma Bakti, Glodok, Jakarta Barat menjelang Tahun Baru Imlek 2570, Senin (4/2/2019). (Foto: ANTARA News/Dewanto Samodro)
Jakarta (Antara) - Sejumlah tempat ibadah Tridharma (Buddha, Konghucu dan Tao) di Jakarta sudah mempersiapkan diri menyambut tahun baru Imlek 2570 sejak satu bulan hingga dua minggu sebelumnya.
"Sepanjang tahun kami memasang lampion dan pernak-pernik lain. Sekitar dua minggu lalu sudah kami ganti dengan yang baru," kata Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bakti Gunawan Djajaputra saat ditemui di Jakarta, Senin.
Gunawan mengatakan wihara yang terletak di kawasan Glodok, Jakarta Barat itu juga sudah mempersiapkan hio, lilin dan minyak untuk keperluan umat Tridharma bersembahyang.
Menjelang Imlek, jumlah umat Tridharma yang bersembahyang ke kelenteng atau Wihara Dharma Bakti cenderung meningkat dibandingkan hari-hari biasa.
"Yang bersembahyang hingga saat Imlek diperkirakan mencapai 10 ribuan orang. Tidak hanya keturunan Tionghoa yang beragama Tridharma saja, tetapi ada juga dari agama lain," jelasnya.
Gunawan kemudian menjelaskan perbedaan antara wihara dengan kelenteng. Menurut dia, wihara adalah tempat ibadah umat Buddha. Biasanya terdapat patung Buddha di dalamnya.
Sedangkan kelenteng adalah tempat sembahyang umat Tridharma, termasuk Buddha keturunan Tionghoa. Keturunan Tionghoa yang beragama selain Tridharma juga masih ada yang menjalankan tradisi di kelenteng.
"Secara resmi kami masih menggunakan nama wihara karena dulu diwajibkan oleh Orde Baru. Kami sudah merencanakan untuk mengembalikan nama menjadi kelenteng," tuturnya.
Persiapan serupa juga dilakukan Wihara Dharma Sakti yang bersebelahan dengan Wihara Dharma Bakti. Pengurus Wihara Dharma Sakti Koe Hoeng Woei, yang akrab dipanggil Awoei, mengatakan bersih-bersih dan pengecatan ulang sudah dilakukan sejak satu bulan sebelumnya.
"Kami tidak ada persiapan khusus. Hanya bersiap menyambut orang-orang yang ingin bersembahyang saat Imlek saja," katanya.
Selain bersih-bersih dan mengecat ulang bangunan wihara, pengurus Wihara Dharma Sakti juga mengganti lampion-lampion lama dengan yang baru.*
Baca juga: 200 lilin dinyalakan di Wihara Dharma Ramsi Bandung
Baca juga: Pedagang pernak-pernik Imlek penuhi Jalan Pancoran, Glodok
"Sepanjang tahun kami memasang lampion dan pernak-pernik lain. Sekitar dua minggu lalu sudah kami ganti dengan yang baru," kata Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bakti Gunawan Djajaputra saat ditemui di Jakarta, Senin.
Gunawan mengatakan wihara yang terletak di kawasan Glodok, Jakarta Barat itu juga sudah mempersiapkan hio, lilin dan minyak untuk keperluan umat Tridharma bersembahyang.
Menjelang Imlek, jumlah umat Tridharma yang bersembahyang ke kelenteng atau Wihara Dharma Bakti cenderung meningkat dibandingkan hari-hari biasa.
"Yang bersembahyang hingga saat Imlek diperkirakan mencapai 10 ribuan orang. Tidak hanya keturunan Tionghoa yang beragama Tridharma saja, tetapi ada juga dari agama lain," jelasnya.
Gunawan kemudian menjelaskan perbedaan antara wihara dengan kelenteng. Menurut dia, wihara adalah tempat ibadah umat Buddha. Biasanya terdapat patung Buddha di dalamnya.
Sedangkan kelenteng adalah tempat sembahyang umat Tridharma, termasuk Buddha keturunan Tionghoa. Keturunan Tionghoa yang beragama selain Tridharma juga masih ada yang menjalankan tradisi di kelenteng.
"Secara resmi kami masih menggunakan nama wihara karena dulu diwajibkan oleh Orde Baru. Kami sudah merencanakan untuk mengembalikan nama menjadi kelenteng," tuturnya.
Persiapan serupa juga dilakukan Wihara Dharma Sakti yang bersebelahan dengan Wihara Dharma Bakti. Pengurus Wihara Dharma Sakti Koe Hoeng Woei, yang akrab dipanggil Awoei, mengatakan bersih-bersih dan pengecatan ulang sudah dilakukan sejak satu bulan sebelumnya.
"Kami tidak ada persiapan khusus. Hanya bersiap menyambut orang-orang yang ingin bersembahyang saat Imlek saja," katanya.
Selain bersih-bersih dan mengecat ulang bangunan wihara, pengurus Wihara Dharma Sakti juga mengganti lampion-lampion lama dengan yang baru.*
Baca juga: 200 lilin dinyalakan di Wihara Dharma Ramsi Bandung
Baca juga: Pedagang pernak-pernik Imlek penuhi Jalan Pancoran, Glodok
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: