Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mendorong industri untuk memaksimalkan kapasitas produksi guna mendongkrak ekspor sektor manufaktur.

"Upaya ekspor salah satunya mendorong kapasitas yang ada, karena yang paling cepat adalah yang investasinya sudah dilaksanakan dan punya kapasitas lebih," kata Menperin di Jakarta, Senin.

Menurut dia, mendorong ekspor produk manufaktur seyogianya membutuhkan investasi, namun memaksimalkan kapasitas yang ada menjadi salah satu cara untuk meningkatkan ekspor dalam jangka waktu yang lebih cepat.

"Menerobos (ekspor) itu harus dengan investasi," ungkap Menperin.

Pada 2019 pemerintah menargetkan ekspor nonmigas tumbuh 7,5 persen. Proyeksi tersebut mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,7 persen.

Adapun tiga pasar ekspor utama, yakni Amerika Serikat, Jepang, dan China. Penetrasi pasar ekspor ke negara-negara nontradisional juga dilakukan, seperti ke Bangladesh, Turki, Selandia Baru, Myanmar, dan Kanada.

“Jadi, pada tahun 2019 kami akan lebih genjot lagi sektor industri untuk meningkatkan ekspor, terutama yang punya kapasitas lebih,” ungkapnya.

Kemenperin akan fokus memacu kinerja ekspor di lima sektor industri yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

Lima sektor itu, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronika, dan kimia.

Sebab, lima kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi sebesar 65 persen terhadap total nilai ekspor nasional. Selain itu bisa menyumbang 60 persen untuk PDB dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut

Baca juga: Berkontribusi terbesar, pemerintah makin fokus genjot ekspor produk manufaktur