Solo (ANTARA News) - Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo menyebut pemakai konsultan asing dalam berpolitik cenderung tidak memikirkan dampaknya bagi rakyat.

"Yang dipakai konsultan asing. Nggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, nggak mikir menganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak, membuat rakyat takut, nggak peduli," kata Joko Widodo saat berpidato di hadapan ribuan Sedulur Kayu dan Mebel Jokowi di PG Colomadu Solo, Minggu.

Ia mengatakan, konsultan asing telah merekomendasikan misalnya upaya untuk terus menyemburkan fitnah dan kebohongan yang terus menerus.

Salah satunya, kata dia, teori propaganda Rusia yang dikenalinya memang seperti itu.

"Teori propaganda Rusia seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoaks sebanyak-banyaknya sehingga rakyat, masyarakat menjadi ragu. Memang teorinya seperti itu," katanya.

Ia sendiri mengaku sudah lama menahan diri untuk diam namun pada akhirnya merasa harus bicara.

Salah satunya soal tuduhan bahwa dirinya adalah antek asing.

Jokowi menegaskan sebaiknya lawan politiknya tidak menuduh orang lain sebagai antek asing sedangkan mereka sendiri menggunakan konsultan asing dalam berpolitik.

"Yang antek asing siapa? Jangan begitu dong. Maksudnya, jangan nunjuk-nunjuk dia antek asing, padahal dirinya sendiri antek asing. Nggak mempan antek asing, ganti lagi," katanya.

Namun ia tak terlalu khawatir karena menurut dia saat ini rakyat sudah semakin cerdas dalam mengolah informasi.

"Konsultannya konsultan asing. Terus yang antek asing siapa? Sampai kapan kita disuguhi kebohongan yang terus-menerus. Rakyat kita sudah pintar, baik yang di kota atau di desa," katanya.

Ia pun meminta kepada pendukungnya agar dalam dua bulan ke depan menjelang Pemilu 2019 agar menyampaikan data dan fakta kepada masyarakat.

"Kita kerja sampaikan yang benar itu benar, jangan dibalik-balik. Gampang kok," kata Jokowi di hadapan ribuan pendukungnya.