Karakas, Venezuela, (ANTARA News) - Demonstrasi berlanjut di ibu kota Venezuela pada Sabtu (2/2), saat pertemuan terbuka propemerintah digelar pada peringatan ke-20 Revolusi Bolivaria di negeri itu, yang dipimpin oleh mantan presiden Hugo Chavez.

Ribuan warga Venezuela bersama dengan banyak anggota serika pekerja propemerintah, organisasi politik dan milisi sipil menghadiri pertemuan terbuka tersebut, yang diselenggarakan oleh Partai Sosial Bersatu Venezuela (PSUV), yang dipimpin oleh Presiden Nicholas Maduro, di Karakas. Aksi massal itu berlangsung di tengah salah satu krisis politik paling dalam sepanjang sejarah Venezuela.

Secara terpisah, pemrotes Pemerintah Maduro juga kembali turun ke jalan, demikian dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Sementara itu Juan Guaido, yang mengumumkan diri sebagai presiden sementara, menyatakan bantuan kemanusiaan masa depan akan datang ke negeri tersebut.

"Hari ini, ada koalisi internasional yang mendukung kebebasan dan bantuan kemanusiaan di Venezuela," kata Guaido dalam demonstrasi untuk menentang Pemerintah Maduro.

Ia menambahkan bantuan itu akan dibawa melalui Kota Cucuta di perbatasan negeri tersebut dengan Kolombia serta satu titik di Brazil dan di satu pulau di Karibia.

Saat menggarisbawahi bahwa bantuan akan lebih dulu tersedia buat mereka yang paling memerlukan, Guaido menegaskan kehidupan 250.000-300.000 warga negara Venezuela terancam.

Pada Jumat (1/2), Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengumumkan di Twitter rencana untuk mengirim "obat, pasokan operasi, dan asupan bergizi" buat Venezuela setelah Guaido mengajukan permintaan.

Guaido, Presiden Majelis Nasional Venezuela, menyerukan protes baru pada Sabtu untuk menuntut Maduro meletakkan jabatan, setelah satu pekan protes massa beelangsung secara sporadis.

Babak demonstrasi paling akhir terjadi pada Rabu (30/1).

Baca juga: PBB prihatin dengan sanksi AS terhadap Venezuela
Baca juga: PBB: Hampir 5.000 orang tinggalkan Venezuela setiap hari

AS, Kanada dan kebanyakan negara Amerika Latin telah mengakui Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela, tapi Maduro sejauh ini menolak seruan agar meletakkan jabatan.

Maduro telah menuduh AS mendalangi kudeta terhadap pemerintahnya tapi mengatakan ia terbuka untuk berdialog dengan oposisi.

Rusia dan China menentang seruan AS untuk mendukung Guaido, dan mengutuk setiap campur tangan internasional dalam urusan dalam negeri Venezuela. Turki dan Iran juga telah memberi dukungan mereka buat Maduro.

AS telah memimpin upaya internasional untuk melakukan tekanan ekonomi dan diplomatik atas Maduro, termasuk sanksi pada Senin terhadap perusahaan minyak milik negara di Venezuela dan satu perusahaan patungan dengan timpalannya, Nikaragua.

Baca juga: Venezuela selidiki Guaido, larang bepergian, bekukan aset

Redaktur: Tia Mutiasari