Jokowi sebut dirinya kurus tapi tidak pernah takut apapun
2 Februari 2019 19:53 WIB
Presiden Jokowi saat berpidato dalam acara Temu Silaturahmi Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah dengan Calon Presiden RI Periode 2019-2024 di MG Setos, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (2/2/2019) (ANTARA/Hanni Sofia)
Semarang (ANTARA News) - Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya secara fisik memang kurus namun mengaku tidak pernah merasa takut pada apapun dalam kaitannya untuk kepentingan nasional, bangsa, dan rakyat Indonesia.
"Saya kurus tapi perlu Saudara ketahui saya tidak pernah takut apapun untuk kepentingan nasional, kepentingan bangsa, dan kepentingan rakyat kita. Tidak ada rasa takut sedikitpun di hati saya, tidak ada," kata Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam acara Temu Silaturahmi Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah dengan Calon Presiden RI Periode 2019-2024 di MG Setos, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan, dalam empat tahun dirinya sering memilih untuk diam padahal dalam hati tidak ada rasa takut apapun.
Jokowi pun menceritakan saat ia memerintahkan Menteri KKP Susi Pudjiastuti untuk menenggelamkan kapal-kapal asing yang melakukan praktik illegal fishing di perairan nusantara.
"Saya sampaikan kepada Susi, saya kalau perintah sudah saya kalkulasi, ada hitungannya, Susi, kerjakan saja. Lah Susinya juga seperti itu, berani juga," katanya.
Ia juga ingin menjawab soal tuduhan antek asing yang menurut dia sangat tidak relevan sebab pada masa pemerintahannya penguasaan blok-blok migas berhasil dialihkan ke BUMN. Misalnya saja pada 2015, Blok Mahakam sudah 100 persen dikuasai Pertamina.
"Saya tanya ke Pertamina, siap enggak ngelola ini? Kalau enggak siap ya enggak apa-apa. Ngomong yang keras. Siap enggak? Siap Pak. Yang keras. Bisa enggak? Bisa Pak. Jangan siap-siap tapi enggak siap. Berproduksi mudah tapi memasarkan juga ndak mudah," kata Jokowi bercerita.
Setelah Blok Mahakam, berlanjut Blok Rokan yang dikelola sebelumnya oleh Chevron.
"Lalu saya ke Pertamina. Siap enggak? Siap Pak. Kan kamu sudah punya Blok Mahakam. Siap Pak. Dan kita juga bisa memenangkan Blok Rokan," katanya.
Kemudian Freeport, kata dia, sudah sejak awal 2015 sudah mulai negosiasi yang semula alot di angka 30 persen dan bukan mayoritas.
"Tapi saya bilang saya maunya mayoritas, bukan 30 persen. Ini sudah 40 tahun, kita minta mayoritas," katanya.
Jokowi menambahkan, negosiasi selama tiga tahun bukan sesuatu yang mudah.
"Negosiasi 3 tahun, dipikir gampang? Kalau gampang sudah dari dulu kita ambil. Dipikir enggak ada intrik politik? Yang bener saja kalau enggak ada sudah dari dulu diambil," katanya.
Hal itulah yang membuat dirinya merasa beruntung berbadan kurus.
"Untungnya saya kurus, ditekan sini bisa belok. Lama-lama yang nekan ya capek sendiri," katanya.
Sekitar 1.500 pengusaha yang hadir riuh dan tak henti-hentinya bersorak serta bertepuk tangan ketika Jokowi pidato.
Mereka sebelumnya membacakan deklarasi dan ikrar untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Presiden-Wakil Presiden Periode 2019-2024 yang dipimpin pembacaannya oleh CEO Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono.
Hadir mendampingi Jokowi politisi PDIP Pramono Anung, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Jokowi-Ma'ruf, Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding, Ketua DPC PDIP Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan CEO Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono.
Baca juga: Jokowi: kalau ada yang bilang Indonesia punah jangan ajak-ajak rakyat
Baca juga: Presiden: infrastruktur desa jadi fondasi pembangunan
"Saya kurus tapi perlu Saudara ketahui saya tidak pernah takut apapun untuk kepentingan nasional, kepentingan bangsa, dan kepentingan rakyat kita. Tidak ada rasa takut sedikitpun di hati saya, tidak ada," kata Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam acara Temu Silaturahmi Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah dengan Calon Presiden RI Periode 2019-2024 di MG Setos, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan, dalam empat tahun dirinya sering memilih untuk diam padahal dalam hati tidak ada rasa takut apapun.
Jokowi pun menceritakan saat ia memerintahkan Menteri KKP Susi Pudjiastuti untuk menenggelamkan kapal-kapal asing yang melakukan praktik illegal fishing di perairan nusantara.
"Saya sampaikan kepada Susi, saya kalau perintah sudah saya kalkulasi, ada hitungannya, Susi, kerjakan saja. Lah Susinya juga seperti itu, berani juga," katanya.
Ia juga ingin menjawab soal tuduhan antek asing yang menurut dia sangat tidak relevan sebab pada masa pemerintahannya penguasaan blok-blok migas berhasil dialihkan ke BUMN. Misalnya saja pada 2015, Blok Mahakam sudah 100 persen dikuasai Pertamina.
"Saya tanya ke Pertamina, siap enggak ngelola ini? Kalau enggak siap ya enggak apa-apa. Ngomong yang keras. Siap enggak? Siap Pak. Yang keras. Bisa enggak? Bisa Pak. Jangan siap-siap tapi enggak siap. Berproduksi mudah tapi memasarkan juga ndak mudah," kata Jokowi bercerita.
Setelah Blok Mahakam, berlanjut Blok Rokan yang dikelola sebelumnya oleh Chevron.
"Lalu saya ke Pertamina. Siap enggak? Siap Pak. Kan kamu sudah punya Blok Mahakam. Siap Pak. Dan kita juga bisa memenangkan Blok Rokan," katanya.
Kemudian Freeport, kata dia, sudah sejak awal 2015 sudah mulai negosiasi yang semula alot di angka 30 persen dan bukan mayoritas.
"Tapi saya bilang saya maunya mayoritas, bukan 30 persen. Ini sudah 40 tahun, kita minta mayoritas," katanya.
Jokowi menambahkan, negosiasi selama tiga tahun bukan sesuatu yang mudah.
"Negosiasi 3 tahun, dipikir gampang? Kalau gampang sudah dari dulu kita ambil. Dipikir enggak ada intrik politik? Yang bener saja kalau enggak ada sudah dari dulu diambil," katanya.
Hal itulah yang membuat dirinya merasa beruntung berbadan kurus.
"Untungnya saya kurus, ditekan sini bisa belok. Lama-lama yang nekan ya capek sendiri," katanya.
Sekitar 1.500 pengusaha yang hadir riuh dan tak henti-hentinya bersorak serta bertepuk tangan ketika Jokowi pidato.
Mereka sebelumnya membacakan deklarasi dan ikrar untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Presiden-Wakil Presiden Periode 2019-2024 yang dipimpin pembacaannya oleh CEO Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono.
Hadir mendampingi Jokowi politisi PDIP Pramono Anung, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Jokowi-Ma'ruf, Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding, Ketua DPC PDIP Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan CEO Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono.
Baca juga: Jokowi: kalau ada yang bilang Indonesia punah jangan ajak-ajak rakyat
Baca juga: Presiden: infrastruktur desa jadi fondasi pembangunan
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: