Uang lusuh terbanyak di pasar tradisional
2 Februari 2019 16:45 WIB
Ilustrasi. Warga menghitung uang lusuh yang akan ditukarkan dengan uang baru,saat digelar Ekspedisi Kas Keliling Pulau Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T), di desa Tamher Timur, Pulau Kesui, Maluku, Jumat (2/11/2018). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/hp).
Banjarmasin (ANTARA News) - Berdasarkan data Bank Indonesia Kalimantan Selatan saat ini uang lusuh paling banyak beredar di pasar tradisional sehingga perlu sosialisasi kepada masyarakat untuk memperlakukan uang rupiah dengan baik.
Kepala Bank Indonesia Kalimantan Selatan Herawanto saat melakukan penukaran uang lusuh dengan uang yang berkualitas baik di Pasar Terapung Lok Baintan Sabtu, banyak masyarakat yang belum sadar tentang pentingnya menjaga kualitas uang rupiah kerta.
Sehingga, tambah dia, perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus dan berkala, seperti yang dilakukan tim Bank Indonesia di Pasar Terapung kali ini.
Tim Bank Indonesia yang dipimpin oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Dedy Budi Waluyo melakukan sosialisasi, terkait pentingnya menjaga kondisi uang kertas tetap baik dan layak edar.
"Saat ini, kami membawa uang berkualitas baik sebanyak Rp140 juta, untuk mengganti peredaran uang lusuh di tangan masyarakat Pasar Terapung," katanya.
Kegiatan tersebut dilakukan, tambah dia, sebagai salah satu upaya untuk menjaga distribusi uang di daerah dan menjaga tetap layak edar.
BI berkomitmen, tambah dia, jangan sampai masyarakat, memegang uang lusuh, lecek dan bau, karena uang rupiah, adalah bagian dari simbol kedaultan NKRI.
"Kami selalu berharap, masyarakat menjaga kelayakan uang rupiah dengan baik, jangan sampai diremes dan dipegang saat tangan dalam kondisi kotor," katanya.
Berdasarkan data, tambah dia, Bank Indonesia telah menarik uang tidak layak edar (UTLE) tahun 2017 sebanyak Rp6,9 triliun dan 2018 turun menjadi Rp3 triliun.
Dari jumlah tersebut, yang dimusnahkan pada 2017 sebanyak Rp5,7 triliun dan 2018 sebanyak Rp2,8 triliun.
Sebelumnya, Tim Bank Indonesia Kalimantan Selatan menyusuri sungai Martapura dari Banjarmasin menuju obyek wisata Pasar Terapung Lok Baintan Kabupaten Banjar untuk menarik uang tidak layak edar dari para pedagang.
Tim Bank Indonesia yang dipimpin oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Dedy Budi Waluyo berangkat dari dermaga kapal kelotok di Banjarmasin pada Sabtu dini hari, untuk menyusuri sungai menuju Lok Baintan.
Menurut Herawanto, sosialisasi yang dilakukan, selalu mendapat sambutan antusias dari masyarakat maupun pengunjung Pasar Terapung.
BI Kalsel, tambah dia, sering mengajak tamu dari Jakarta, untuk sosialisasi tentang pentingnya menjaga kualitas uang, sekaligus untuk menyaksikan keunikan perdagangan di Pasar Terapung.
Obyek wisata Pasar Terapung, merupakan wisata yang unik yang harus dilestarkan dan BI sangat mendukung dan merekomendasikan agar Pasar Terapung,tetap terjaga kelestariannya.
Baca juga: BI Maluku utara musnahkan uang lusuh Rp50 miliar
Baca juga: Rp600 miliar uang lusuh dimusnahkan
Kepala Bank Indonesia Kalimantan Selatan Herawanto saat melakukan penukaran uang lusuh dengan uang yang berkualitas baik di Pasar Terapung Lok Baintan Sabtu, banyak masyarakat yang belum sadar tentang pentingnya menjaga kualitas uang rupiah kerta.
Sehingga, tambah dia, perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus dan berkala, seperti yang dilakukan tim Bank Indonesia di Pasar Terapung kali ini.
Tim Bank Indonesia yang dipimpin oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Dedy Budi Waluyo melakukan sosialisasi, terkait pentingnya menjaga kondisi uang kertas tetap baik dan layak edar.
"Saat ini, kami membawa uang berkualitas baik sebanyak Rp140 juta, untuk mengganti peredaran uang lusuh di tangan masyarakat Pasar Terapung," katanya.
Kegiatan tersebut dilakukan, tambah dia, sebagai salah satu upaya untuk menjaga distribusi uang di daerah dan menjaga tetap layak edar.
BI berkomitmen, tambah dia, jangan sampai masyarakat, memegang uang lusuh, lecek dan bau, karena uang rupiah, adalah bagian dari simbol kedaultan NKRI.
"Kami selalu berharap, masyarakat menjaga kelayakan uang rupiah dengan baik, jangan sampai diremes dan dipegang saat tangan dalam kondisi kotor," katanya.
Berdasarkan data, tambah dia, Bank Indonesia telah menarik uang tidak layak edar (UTLE) tahun 2017 sebanyak Rp6,9 triliun dan 2018 turun menjadi Rp3 triliun.
Dari jumlah tersebut, yang dimusnahkan pada 2017 sebanyak Rp5,7 triliun dan 2018 sebanyak Rp2,8 triliun.
Sebelumnya, Tim Bank Indonesia Kalimantan Selatan menyusuri sungai Martapura dari Banjarmasin menuju obyek wisata Pasar Terapung Lok Baintan Kabupaten Banjar untuk menarik uang tidak layak edar dari para pedagang.
Tim Bank Indonesia yang dipimpin oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Dedy Budi Waluyo berangkat dari dermaga kapal kelotok di Banjarmasin pada Sabtu dini hari, untuk menyusuri sungai menuju Lok Baintan.
Menurut Herawanto, sosialisasi yang dilakukan, selalu mendapat sambutan antusias dari masyarakat maupun pengunjung Pasar Terapung.
BI Kalsel, tambah dia, sering mengajak tamu dari Jakarta, untuk sosialisasi tentang pentingnya menjaga kualitas uang, sekaligus untuk menyaksikan keunikan perdagangan di Pasar Terapung.
Obyek wisata Pasar Terapung, merupakan wisata yang unik yang harus dilestarkan dan BI sangat mendukung dan merekomendasikan agar Pasar Terapung,tetap terjaga kelestariannya.
Baca juga: BI Maluku utara musnahkan uang lusuh Rp50 miliar
Baca juga: Rp600 miliar uang lusuh dimusnahkan
Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: