Menlu: Indonesia tunggu hasil identifikasi pelaku bom gereja di Filipina
2 Februari 2019 10:41 WIB
Seorang anggota Tentara Filipina memeriksa kerusakan di dalam gereja setelah sebuah serangan bom di Jolo, provinsi Sulu, Filipina, Minggu (27/1/2019). (Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS)
Padang (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi masih menunggu hasil identifikasi pelaku bom bunuh diri gereja di Jolo, Filipina Selatan.
"Kita mendengar adanya kabar bahwa pelakunya warga Indonesia, dari kemarin saya sudah berkomunikasi dengan otoritas Filipina namun sampai pagi ini belum terkonfirmasi hasil identifikasinya," kata Menlu Retno, di Padang, Sabtu, pada acara Diplomacy Festival, di Universitas Andalas.
Menurut dia, dari hasil komunikasi yang dilakukan hingga saat ini proses investigasi dan identifikasi masih berlangsung.
"Hari ini saya masih akan terus melanjutkan komunikasi dengan otoritas Filipina untuk memastikannya," ujar dia lagi.
Retno menyatakan hingga saat ini informasi yang menyebut pelaku adalah WNI masih bersifat dugaan.
"Jika betul WNI itu yang akan kami pastikan," kata dia pula.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano menyatakan dua pelaku serangan bom bunuh diri asal Indonesia berada di balik serangan yang terjadi di sebuah gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina Selatan, 27 Januari 2019.
Serangan yang dilakukan dua orang pelaku yang disebut "pasangan" tersebut mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-luka.
"Yang bertanggung jawab adalah pelaku bom bunuh diri asal Indonesia. Namun, kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia, dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Ano, seperti diberitakan ABS-CBN News.
Seorang pria yang dikenal sebagai "Kamah" yang sekarang menjadi tersangka dalam pengeboman itu, bertindak sebagai salah satu pemandu pasangan Indonesia, kata Ano.
Ano menambahkan bahwa dia memiliki sumber yang memberitahunya bahwa pengeboman itu adalah "proyek" kelompok teroris lokal Abu Sayyaf.
Baca juga: Kemlu belum pastikan keterlibatan dua WNI dalam aksi teror di Filipina
Baca juga: Menteri Filipina "yakin" pengebom gereja adalah pasangan Indonesia
"Kita mendengar adanya kabar bahwa pelakunya warga Indonesia, dari kemarin saya sudah berkomunikasi dengan otoritas Filipina namun sampai pagi ini belum terkonfirmasi hasil identifikasinya," kata Menlu Retno, di Padang, Sabtu, pada acara Diplomacy Festival, di Universitas Andalas.
Menurut dia, dari hasil komunikasi yang dilakukan hingga saat ini proses investigasi dan identifikasi masih berlangsung.
"Hari ini saya masih akan terus melanjutkan komunikasi dengan otoritas Filipina untuk memastikannya," ujar dia lagi.
Retno menyatakan hingga saat ini informasi yang menyebut pelaku adalah WNI masih bersifat dugaan.
"Jika betul WNI itu yang akan kami pastikan," kata dia pula.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano menyatakan dua pelaku serangan bom bunuh diri asal Indonesia berada di balik serangan yang terjadi di sebuah gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina Selatan, 27 Januari 2019.
Serangan yang dilakukan dua orang pelaku yang disebut "pasangan" tersebut mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-luka.
"Yang bertanggung jawab adalah pelaku bom bunuh diri asal Indonesia. Namun, kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia, dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Ano, seperti diberitakan ABS-CBN News.
Seorang pria yang dikenal sebagai "Kamah" yang sekarang menjadi tersangka dalam pengeboman itu, bertindak sebagai salah satu pemandu pasangan Indonesia, kata Ano.
Ano menambahkan bahwa dia memiliki sumber yang memberitahunya bahwa pengeboman itu adalah "proyek" kelompok teroris lokal Abu Sayyaf.
Baca juga: Kemlu belum pastikan keterlibatan dua WNI dalam aksi teror di Filipina
Baca juga: Menteri Filipina "yakin" pengebom gereja adalah pasangan Indonesia
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: