Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada 2018 naik sebesar 4,07 persen dibandingkan tahun 2017.
"Dibandingkan 2017, industri manufaktur naik tapi agak melambat, karena beberapa hal. Di antaranya adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, kemudian melemahnya negara tujuan ekspor Indonesia, nah ini masih menjadi tantangan," kata Kepada BPS Suharyanto di Jakarta, Jumat.
Menurut data BPS, beberapa sektor industri mengalami pertumbuhan tertinggi sepanjang 2018, di antaranya industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 18,78 persen.
"Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, menjadi pendorong utama pertumbuhan industri manufaktur pada 2018," ungkap Suharyanto.
Selain itu, industri makanan dan minuman naik 16,04 persen, industri pakaian jadi naik 13,17 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik naik 11,29 persen dan industri mesin dan perlengkapan naik 10,85 persen.
Sedangkan, beberapa jenis industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi terdalam pada 2018 yakni industri komputer, barang elektronik dan optik turun 15,06 persen.
Kemudian, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 6,98 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia turun 4,95 persen dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya turun 0,35
persen.
Baca juga: Kunjungan wisman naik 12,58 persen sepanjang 2018
Baca juga: Ikan dan beras, sumbang inflasi Januari 0,32 persen
BPS: Industri manufaktur tumbuh, tapi agak melambat
1 Februari 2019 11:18 WIB
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta, Kamis (22/11/2018). (Anom Prihantoro)
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: