Wondama bagikan 70 sapi untuk petani
1 Februari 2019 02:35 WIB
Pedagang menurunkan sapi dagangannya di Pasar Keppo, Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (29/12/2018). Data Kementerian Pertanian produksi daging sapi tahun 2019 diperkirakan mencapai 429 ribu ton sementara kebutuhan daging 686 ribu ton. Guna memenuhi kekerungan tersebut pemerintah berencana mengimpor daging sapi sebanyak 256 ton. ANTARA FOTO/Saiful Bahri/pd. (ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Wasior (ANTARA News)- Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, tahun ini akan membagikan sebanyak 70 ekor sapi indukan kepada para petani di daerah tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Metusalak Boseren di Wasior, Kamis, mengatakan, tahun ini pihaknya mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar.
"Pengadaan akan segera dilaksanakan agar para petani segera menerima sapi indukan tersebut," katanya.
Ia menjelaskan, program ini dilaksanakan sistem gaduh selama lima tahun. Para petani atau peternak di sejumlah distrik akan memperoleh masing-masing satu ekor.
"Nantinya setelah beranak, setiap peternak wajib menyerahkan satu ekor anak sapi ke dinas. Selanjutnya kami berikan kepada petani lain yang ingin memelihara sapi," kata Metusalak.
Melalui program ini ia berharap semua petani yang berniat beternak sapi bisa memperoleh bagian. Selanjutnya, nantinya diharapkan populasi sapi di daerah ini terus meningkat serta bisa mewujudkan swasembada daging.
"Kita akan buat perjanjian selama masa produksi sapi sepanjang lima tahun, kalau peternak sudah kembalikan baru selanjutnya bisa dijual atau dipotong, terserah si peternak itu sapinya mau diapakan. Yang pasti kami berharap bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakat," katanya.
Boseren menyebutkan, daerah yang menjadi sasaran program tersebut tahun ini antara lain Distrik Wasior, Rasiei dan Teluk Duairi.
"Pengadaan sapi menjadi prioritas kami," katanya.
Selain peternakan, lanjutnya, kegiatan prioritas lainnya adalah pembukaan lahan untuk tanaman hortikultura terutama pisang dengan anggaran sebesar Rp800 juta.
"Karena selama ini kita lihat permintaan pisang dari sejumlah daerah di Papua ini cukup tinggi sehingga produksi pisang kita perlu tingkatkan,"katanya.
Baca juga: Pembagian Rekening Dana Pengganti Sapi Selesai Februari
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Metusalak Boseren di Wasior, Kamis, mengatakan, tahun ini pihaknya mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar.
"Pengadaan akan segera dilaksanakan agar para petani segera menerima sapi indukan tersebut," katanya.
Ia menjelaskan, program ini dilaksanakan sistem gaduh selama lima tahun. Para petani atau peternak di sejumlah distrik akan memperoleh masing-masing satu ekor.
"Nantinya setelah beranak, setiap peternak wajib menyerahkan satu ekor anak sapi ke dinas. Selanjutnya kami berikan kepada petani lain yang ingin memelihara sapi," kata Metusalak.
Melalui program ini ia berharap semua petani yang berniat beternak sapi bisa memperoleh bagian. Selanjutnya, nantinya diharapkan populasi sapi di daerah ini terus meningkat serta bisa mewujudkan swasembada daging.
"Kita akan buat perjanjian selama masa produksi sapi sepanjang lima tahun, kalau peternak sudah kembalikan baru selanjutnya bisa dijual atau dipotong, terserah si peternak itu sapinya mau diapakan. Yang pasti kami berharap bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakat," katanya.
Boseren menyebutkan, daerah yang menjadi sasaran program tersebut tahun ini antara lain Distrik Wasior, Rasiei dan Teluk Duairi.
"Pengadaan sapi menjadi prioritas kami," katanya.
Selain peternakan, lanjutnya, kegiatan prioritas lainnya adalah pembukaan lahan untuk tanaman hortikultura terutama pisang dengan anggaran sebesar Rp800 juta.
"Karena selama ini kita lihat permintaan pisang dari sejumlah daerah di Papua ini cukup tinggi sehingga produksi pisang kita perlu tingkatkan,"katanya.
Baca juga: Pembagian Rekening Dana Pengganti Sapi Selesai Februari
Pewarta: Toyiban
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: