Tempe bakal diekspor
31 Januari 2019 16:11 WIB
Pekerja mengolah kedelai menjadi tahu di salah satu industri kecil di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (10/8/2018). Pelaku industri tahu dan tempe setempat mengeluhkan harga kedelai yang naik dalam sebulan terakhir dari Rp7.600 menjadi Rp11.000 per kilogram. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc/18.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk mengekspor salah satu makanan khasnya, yakni tempe, ke berbagai negara.
“Kita mau ekspor tempe. Sekarang sedang dicari teknologi pangannya agar awet,” kata Enggar kepada pers di Bekasi, Jawa Barat, Kamis.
Enggar menyampaikan, ia akan bertemu dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk membahas rencana ekspor tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menyampaikan, pihak Gakoptindo telah mempersiapkan produk tempe yang akan diekspor.
“Persyaratan untuk ekspor dan lain-lain sudah dipenuhi. Kami siap dari segi kualitas maupun kuantitas,” kata Ayip saat dihubungi.
Dalam hal ini, Gakoptindo menyasar negara-negara yang banyak ditinggali oleh orang Indonesia, antara lain Hongkong, Korea Selatan, dan Timur Tengah.
Selama ini, Gakoptindo telah melakukan ekspor tempe, namun pemasarannya dilakukan secara sporadis dan belum memaksimalkan kualitas.
“Kami pernah ekspor, tapi karena kelamaan di jalan jadi tempenya rusak, busuk,” ungkap Ayip.
Untuk itu, Ayip akan meminta dukungan dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk dapat membantu menjaga kualitas tempe lewat teknologi dan melakukan pemasaran lebih baik.
“Sekarang teknologi sudah dibantu Kemenperin melalui Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM) sampai bisa tahan antara 306 hari bahkan satu tahun tergantung kemasan dan lain-lain,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, Ayip akan bertemu dengan Mendag Enggar untuk mendapatkan dukungan pemasaran di luar negeri.
”Nanti kalau sudah dibantu oleh Kemendag, kami punya target 50 kontainer per bulan,” tukasnya.
Baca juga: 92 persen kedelai impor asal AS diserap industri tempe
“Kita mau ekspor tempe. Sekarang sedang dicari teknologi pangannya agar awet,” kata Enggar kepada pers di Bekasi, Jawa Barat, Kamis.
Enggar menyampaikan, ia akan bertemu dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk membahas rencana ekspor tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menyampaikan, pihak Gakoptindo telah mempersiapkan produk tempe yang akan diekspor.
“Persyaratan untuk ekspor dan lain-lain sudah dipenuhi. Kami siap dari segi kualitas maupun kuantitas,” kata Ayip saat dihubungi.
Dalam hal ini, Gakoptindo menyasar negara-negara yang banyak ditinggali oleh orang Indonesia, antara lain Hongkong, Korea Selatan, dan Timur Tengah.
Selama ini, Gakoptindo telah melakukan ekspor tempe, namun pemasarannya dilakukan secara sporadis dan belum memaksimalkan kualitas.
“Kami pernah ekspor, tapi karena kelamaan di jalan jadi tempenya rusak, busuk,” ungkap Ayip.
Untuk itu, Ayip akan meminta dukungan dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk dapat membantu menjaga kualitas tempe lewat teknologi dan melakukan pemasaran lebih baik.
“Sekarang teknologi sudah dibantu Kemenperin melalui Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM) sampai bisa tahan antara 306 hari bahkan satu tahun tergantung kemasan dan lain-lain,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, Ayip akan bertemu dengan Mendag Enggar untuk mendapatkan dukungan pemasaran di luar negeri.
”Nanti kalau sudah dibantu oleh Kemendag, kami punya target 50 kontainer per bulan,” tukasnya.
Baca juga: 92 persen kedelai impor asal AS diserap industri tempe
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: