Jakarta (ANTARA News) - Analis Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail memprediksi nilai tukar rupiah pada Kamis ini akan bergerak menguat pasca kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya.
"Rupiah kemungkinan menguat hari ini pasca ditahannya tingkat suku bunga AS tersebut," ujar Ahmad di Jakarta, Kamis.
Menurut Ahmad, dolar kemungkinan bergerak melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia lainya pasca ditahannya tingkat suku bunga acuan Fed atau Fed Fund Rate (FFR) di level 2,25-2,5 persen tadi malam.
Pidato Gubernur Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa Fed akan lebih bersabar dalam menaikan tingkat suku bunga tahun ini akibat proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang kurang bagus disebabkan berbagai ketidakpastian yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri AS.
Baca juga: Fed pertahankan suku bunga, sesuai ekspektasi pasar
Kebijakan tersebut, selain mendorong pelemahan dolar juga menekan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS atau US Treasury Bills yang turun 4 basis poin kemarin.
"Selain itu, yield SUN yang cukup atraktif diperkirakan masih akan mendorong investasi portofolio asing masuk ke pasar obligasi dan memperkuat rupiah," kata Ahmad.
Baca juga: Dolar AS jatuh setelah Fed pertahankan suku bunga
Ia memprediksi rupiah pada Kamis ini akan bergerak menguat ke angka Rp14.000 per dolar AS sampai dengan RP14.030 per dolar AS.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada pukul 9.18 WIB, Kamis pagi, bergerak menguat 66 poin menjadi Rp14.065 dibanding posisi sebelumnya Rp14.131 per dolar AS.
Baca juga: Harga minyak terus meningkat, stok AS melemah
Baca juga: Bursa Wall Street menguat, saham Apple dan Boeing melonjak
Analis: Rupiah bakal terus menguat, asing masuk pasar obligasi
31 Januari 2019 10:19 WIB
Petugas menghitung uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di Jakarta (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: