Peran penting BMKG dirasakan sangat membantu masyarakat Aceh
31 Januari 2019 06:38 WIB
Warga melintas di dekat bangunan sirene sistem peringatan dini tsunami saat uji coba rutin membunyikan sirene di Banda Aceh, Aceh, Senin (26/11/2018). Uji coba membunyikan Tsunami Early Warning System (TEWS) yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada setiap tanggal 26 setiap bulannya untuk mengecek dan perawatan perangkat komunikasi dan server sirene peringatan bencana tsunami. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/aww.
Banda Aceh, 30/1 (ANTARA News) - Masyarakat di Provinsi Aceh merasa terbantu atas peran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan sangat membutuhkan badan itu untuk memberikan informasi potensi bencana.
"BMKG punya peran penting di Aceh karena menyampaikan informasi awal sebuah bencana. Apalagi, Aceh merupakan daerah rawan bencana," kata Asisten III Setda Provinsi Aceh, Kamaruddin Andalah, di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan tersebut dikemukakan Kamaruddin Andalah saat rapat bersama dengan BMKG pusat di Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh. Rapat turut dihadiri Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Kamaruddin Andalah menyebutkan, Aceh berada dalam zona merah kebencanaan. Segala bentuk kebencanaan ada di Aceh, longsor, tsunami, gempa, banjir, maupun kebakaran hutan, yang kesemuannya berpotensi terjadi di Aceh.
Oleh karena itu, penyebaran informasi awal kebencanaan dari BMKG sangat dibutuhkan sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat. Informasi awal tersebut menjadi peringatan dini bagi masyarakat.
Aceh, kata Kamaruddin, dalam upaya penanggulangan bencana memiliki tim terpadu yang siap mengantisipasi ketika masyarakat diterpa bencana. Tim tersebut meliputi pemerintah, TNI, Polri dan unsur lainnya.
"Kami sangat mengharapkan bimbingan tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Aceh dan masyarakat dalam menghadapi bencana," katanya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, pihaknya terus meningkatkan kerja sama kebencanaan dengan semua pihak, termasuk pemerintah daerah.
"Kerja sama ini agar penyampaian informasi peringatan dini bisa semakin cepat, luas dan tepat sasaran. BMKG tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada sinergi yang semakin kuat antarlembaga," katanya.
Dwikorita menyebutkan, seluruh stasiun BMKG saat ini sedang bergerak cepat memperkuat jaringan. Termasuk di Aceh dengan tujuh kantor representatif melayani informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika secara komprehensif.
"Kami berharap pemerintah daerah dan masyarakat Aceh memanfaatkan potensi yang ada pada BMKG semaksimal mungkin guna untuk menghadapi segala potensi bencana yang ada," demikian Dwikorita Karnawati.
Baca juga: Kepala BMKG tekankan pentingnya kearifan lokal dalam mitigasi tsunami
Baca juga: BMKG: 57 titik panas bertahan di Aceh
Baca juga: BMKG nyatakan angin monsun Australia bergerak ke Aceh
"BMKG punya peran penting di Aceh karena menyampaikan informasi awal sebuah bencana. Apalagi, Aceh merupakan daerah rawan bencana," kata Asisten III Setda Provinsi Aceh, Kamaruddin Andalah, di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan tersebut dikemukakan Kamaruddin Andalah saat rapat bersama dengan BMKG pusat di Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh. Rapat turut dihadiri Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Kamaruddin Andalah menyebutkan, Aceh berada dalam zona merah kebencanaan. Segala bentuk kebencanaan ada di Aceh, longsor, tsunami, gempa, banjir, maupun kebakaran hutan, yang kesemuannya berpotensi terjadi di Aceh.
Oleh karena itu, penyebaran informasi awal kebencanaan dari BMKG sangat dibutuhkan sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat. Informasi awal tersebut menjadi peringatan dini bagi masyarakat.
Aceh, kata Kamaruddin, dalam upaya penanggulangan bencana memiliki tim terpadu yang siap mengantisipasi ketika masyarakat diterpa bencana. Tim tersebut meliputi pemerintah, TNI, Polri dan unsur lainnya.
"Kami sangat mengharapkan bimbingan tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Aceh dan masyarakat dalam menghadapi bencana," katanya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, pihaknya terus meningkatkan kerja sama kebencanaan dengan semua pihak, termasuk pemerintah daerah.
"Kerja sama ini agar penyampaian informasi peringatan dini bisa semakin cepat, luas dan tepat sasaran. BMKG tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada sinergi yang semakin kuat antarlembaga," katanya.
Dwikorita menyebutkan, seluruh stasiun BMKG saat ini sedang bergerak cepat memperkuat jaringan. Termasuk di Aceh dengan tujuh kantor representatif melayani informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika secara komprehensif.
"Kami berharap pemerintah daerah dan masyarakat Aceh memanfaatkan potensi yang ada pada BMKG semaksimal mungkin guna untuk menghadapi segala potensi bencana yang ada," demikian Dwikorita Karnawati.
Baca juga: Kepala BMKG tekankan pentingnya kearifan lokal dalam mitigasi tsunami
Baca juga: BMKG: 57 titik panas bertahan di Aceh
Baca juga: BMKG nyatakan angin monsun Australia bergerak ke Aceh
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: