Mentan lepas ekspor tepung kelapa 8.160 ton dari Gorontalo
30 Januari 2019 21:26 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor tepung kelapa sebanyak 8.160 ton dari Gorontalo ke China, Taiwan, Hamburg dan Rotherdam dengan nilai mencapai 8,16 juta dolar AS. (Kementerian Pertanian)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor tepung kelapa sebanyak 8.160 ton dari Gorontalo ke China, Taiwan, Hamburg (Jerman) dan Rotherdam (Belanda) dengan nilai mencapai 8,16 juta dolar AS.
Menteri Amran mengapresiasi kelapa dari Provinsi Gorontalo telah menembus 82 negara sejak 2018 hingga ekspor yang dilepas pada Rabu ini.
"Ini luar biasa di tengah jatuhnya harga kelapa, kita melakukan ekspor. Barusan saya terima laporan dari Pak Kepala Dinas Pertanian Gorontalo, kita juga ekspor kelapa muda ke Australia. Peningkatan produksi kelapa kita luar biasa," kata Amran melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.
Ada pun tepung tersebut dihasilkan dari kelapa yang dibudidayakan masyarakat dan diolah hingga diekspor oleh PT Royal Coconut sebanyak 3.744 ton dan PT Tri Tunggal sebanyak 4.416 ton.
Secara umum, Amran menyebutkan bahwa Indonesia adalah produsen kelapa terbesar dunia dengan produksi pada 2018 mencapai 19 juta ton. Sementara di tahun 2014, produksi kelapa hanya 1,3 juta ton.
Dilansir dari data Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, kontribusi subsektor perkebunan untuk ekspor tepung kelapa di Provinsi Gorontalo sangat besar. Jika harga pengambilan butiran kelapa rata-rata Rp1.200 per butir, total uang yang beredar di tingkat petani mencapai Rp208,8 miliar per tahun.
Luas lahan kelapa di Provinsi Gorontalo mencapai 71.524 hektare dengan jumlah tanaman 4.782.200 pohon. Ada pun total produksinya 575.864.000 butir per tahun.
Manager Quality Control dari PT Royal Coconut, Marwan Cjepah menjelaskan produk tepung kelapa yang dihasilkan 100 persen diekspor. Pasokan kelapa sepenuhnya bersumber dari petani dalam bentuk yang sudah dikeluarkan sabutnya.
"Kami terima kelapa dari petani itu untuk proses produksi minimum 150 ton hingga 200 ton per hari menghasilkan 24 ton tepung kelapa. Pabrik kami mulai produksi di awal Januari 2018 dan langsung ekspor ke Eropa, Afrika dan Asia," kata Marwan.
Ia menambahkan bahwa volume ekspor tepung kelapa ini semakin meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan pihaknya dan perusahaan lainnya melakukan ekspor berkat dukungan pemerintah dalam memudahkan pemberian izin ekspor.
Menteri Amran mengapresiasi kelapa dari Provinsi Gorontalo telah menembus 82 negara sejak 2018 hingga ekspor yang dilepas pada Rabu ini.
"Ini luar biasa di tengah jatuhnya harga kelapa, kita melakukan ekspor. Barusan saya terima laporan dari Pak Kepala Dinas Pertanian Gorontalo, kita juga ekspor kelapa muda ke Australia. Peningkatan produksi kelapa kita luar biasa," kata Amran melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.
Ada pun tepung tersebut dihasilkan dari kelapa yang dibudidayakan masyarakat dan diolah hingga diekspor oleh PT Royal Coconut sebanyak 3.744 ton dan PT Tri Tunggal sebanyak 4.416 ton.
Secara umum, Amran menyebutkan bahwa Indonesia adalah produsen kelapa terbesar dunia dengan produksi pada 2018 mencapai 19 juta ton. Sementara di tahun 2014, produksi kelapa hanya 1,3 juta ton.
Dilansir dari data Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, kontribusi subsektor perkebunan untuk ekspor tepung kelapa di Provinsi Gorontalo sangat besar. Jika harga pengambilan butiran kelapa rata-rata Rp1.200 per butir, total uang yang beredar di tingkat petani mencapai Rp208,8 miliar per tahun.
Luas lahan kelapa di Provinsi Gorontalo mencapai 71.524 hektare dengan jumlah tanaman 4.782.200 pohon. Ada pun total produksinya 575.864.000 butir per tahun.
Manager Quality Control dari PT Royal Coconut, Marwan Cjepah menjelaskan produk tepung kelapa yang dihasilkan 100 persen diekspor. Pasokan kelapa sepenuhnya bersumber dari petani dalam bentuk yang sudah dikeluarkan sabutnya.
"Kami terima kelapa dari petani itu untuk proses produksi minimum 150 ton hingga 200 ton per hari menghasilkan 24 ton tepung kelapa. Pabrik kami mulai produksi di awal Januari 2018 dan langsung ekspor ke Eropa, Afrika dan Asia," kata Marwan.
Ia menambahkan bahwa volume ekspor tepung kelapa ini semakin meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan pihaknya dan perusahaan lainnya melakukan ekspor berkat dukungan pemerintah dalam memudahkan pemberian izin ekspor.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: