Gangguan SIMKIM membuat 1000 paspor di KBRI Kuala Lumpur belum tercetak
30 Januari 2019 20:31 WIB
Arsip Petugas melayani pemohon paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/1/2019). Kementerian Hukum dan Ham Wilayah Jawa Barat mencatat pemberian paspor biasa Republik Indonesia selama 2018 mencapai 128.917 paspor dari tiga Kantor Wilayah yaitu Kantor Imigrasi Kelas I Bandung, Unit Layanan Paspor Wilayah I, dan Layanan Terpadu Satu Pintu Penempatan (LTSP) Subang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sebanyak 1.000 paspor di Imigrasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur hingga saat ini belum bisa dicetak akibat gangguan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) dari Jakarta.
Atase Imigrasi KBRI Kuala Lumpur, Mulkan Lekat mengemukakan hal itu dalam sambutan HUT Bhakti Imigrasi ke 69 di Aula Hasanuddin KBRI Kuala Lumpur yang dihadiri Duta Besar Rusdi Kirana dan semua home staf serta lokal staf Imigrasi.
"Pelayanan Imigrasi pada Desember dan Januari ini tidak nyaman khususnya di pengambilan karena sistem SIMKIM lagi `down`. Jadi semua layanan SIMKIM di seluruh dunia rusak. Yang paling berat di Kuala Lumpur," katanya.
Mulkan bercerita satu bulan yang lalu pihaknya meliburkan karyawan Imigrasi selama tiga hari karena masalah tersebut.
"Alhamdulillah dalam tiga hari tersebut yang belum bisa di-cetak 3.000 lebih tertangani. Sampai terakhir Pak Urai (Wakil Atase) pulang hingga jam 07.00 pagi padahal cuma tangani 120 orang biasanya 1000 orang lebih tidak sampai pagi. Libur tiga hari kita lembur setiap malam," katanya.
Mulkan mengatakan pihaknya sudah mengirim faksimil ke Jakarta dan menghadap pimpinannya.
"Saya sudah kirim brafaks. Saya bertemu Direktur di Imigrasi tapi belum ngomong sudah dijawab. Ini adalah siklus yang menyangkut sebagian besar di IC merah karena sebagian besar namanya berbeda," katanya.
Dia menegaskan pada tahun ini juga ada pembaharuan tender di SIMKIM sehingga dirinya mohon dukuangannya untuk pelayanan yang lebih baik yang bukan hanya imigrasi sendiri tetapi untuk negara.
Atase Imigrasi KBRI Kuala Lumpur, Mulkan Lekat mengemukakan hal itu dalam sambutan HUT Bhakti Imigrasi ke 69 di Aula Hasanuddin KBRI Kuala Lumpur yang dihadiri Duta Besar Rusdi Kirana dan semua home staf serta lokal staf Imigrasi.
"Pelayanan Imigrasi pada Desember dan Januari ini tidak nyaman khususnya di pengambilan karena sistem SIMKIM lagi `down`. Jadi semua layanan SIMKIM di seluruh dunia rusak. Yang paling berat di Kuala Lumpur," katanya.
Mulkan bercerita satu bulan yang lalu pihaknya meliburkan karyawan Imigrasi selama tiga hari karena masalah tersebut.
"Alhamdulillah dalam tiga hari tersebut yang belum bisa di-cetak 3.000 lebih tertangani. Sampai terakhir Pak Urai (Wakil Atase) pulang hingga jam 07.00 pagi padahal cuma tangani 120 orang biasanya 1000 orang lebih tidak sampai pagi. Libur tiga hari kita lembur setiap malam," katanya.
Mulkan mengatakan pihaknya sudah mengirim faksimil ke Jakarta dan menghadap pimpinannya.
"Saya sudah kirim brafaks. Saya bertemu Direktur di Imigrasi tapi belum ngomong sudah dijawab. Ini adalah siklus yang menyangkut sebagian besar di IC merah karena sebagian besar namanya berbeda," katanya.
Dia menegaskan pada tahun ini juga ada pembaharuan tender di SIMKIM sehingga dirinya mohon dukuangannya untuk pelayanan yang lebih baik yang bukan hanya imigrasi sendiri tetapi untuk negara.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: